JawaPos.com- Warna-warni kegiatan memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia, masih semarak di mana-mana. Tidak terkecuali di Kabupaten Gresik. Beragam aktivitas digelar warga dan elemen masyarakat. Mulai dari aneka lomba, karnaval hingga gerak jalan.

Kecamatan Dukun, misalnya. Sabtu (20/8) ribuan warga mengikuti gerak jalan. Para peserta itu terdiri atas pelajar tingkat SD/MI hingga SMA/MA/SMK. Selain itu, organisasi kepemudaan, organisasi masyarakat, dan para peserta umum. Total peserta sebanyak 289 regu.

Para peserta tampak antusias mengikuti jalan sehat tersebut. Start di depan Puskesmas Mentaras dan finish di depan Puskesmas Kecamatan Dukun. Berjarak sekitar 8,5 kilometer. Di sepanjang jalan, warga juga menyaksikan para peserta gerak jalan tersebut.

‘’Tujuan gerak jalan ini antara lain mempererat persatuan dan kesatuan, serta menjalin kerjasama antarinstansi dan lembaga lainnya,” kata Kiki Nuryadi,  camat Dukun.

Khusus peserta pelajar, dia berharap dapat meningkatkan skill baris-berbaris dan membangun kedisiplinan siswa. ’’Gerak jalan ini juga bagian dari upaya menghayati nilai-nilai dan semangat kemerdekaan,’’ ungkapnya.

Kiki menambahkan, kegiatan tersebut juga berdampak positif terhadap roda ekonomi masyarakat. Sebab, ada bazar produk UMKM di area pasar Kecamatan Dukun. ’’Alhamdulillah, ini juga membangkitkan ekonomi masyarakat pascapandemi,” katanya.

Ketua Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Dukun Nurus Shobah mengatakan, rasa kebersamaan dan solidaritas bisa diwujudkan melalui kegiatan gerak jalan. Karena itu, pihaknya berharap kegiatan seperti ini mesti dilanjutkan.

“Kami dan seluruh perangkat serta mitra, baik KKG (kelompok kerja guru) hingga pengawas madrasah bisa berpartisipasi dengan penuh semangat dan bahagia,” paparnya.

 

Replika naga, salah satu kreasi warga yang ditampilkan dalam Bamboo Carnival Sembayat. Bamboo Carnival Sembayat, Karnaval Desa Rasa Provinsi

Sementara itu, setelah dua tahun vakum imbas pandemi Covid-19, Bamboo Carnival Sembayat (BCS), Kecamatan Manyar, tahun ini juga kembali digelar. Karnaval ini terbilang paling seru. Bahkan, tidak sedikit yang menyebut, walaupun panitia warga desa, namun terasa riuh seperti karnaval tingkat provinsi.

Betapa tidak. Ribuan warga beramai-ramai menyaksikannya. Peserta yang mengambil rute Jalan Daendels, membuat akses di jalur nasional itu macet beberapa jam. Peserta berlomba menyajikan beragam replika yang terbuat dari bambu. Ada naga, beragam binatang, hingga tokoh dalam pewayangan.

Kepala Desa Sembayat Amin mengatakan, karnaval tersebut rutin digelar setiap tahun untuk menyemarakkan peringatan HUT Kemerdekaan RI. Sempat mandek karena pandemi, kini digelar kembali. Peserta sebanyak 23 kelompok perwakilan RT. Setiap kelompok menampilkan ide dan kreasi berbeda-beda.

Dia menjelaskan, beberapa replika yang dibuat warga itu menelan biaya cukup besar. Berkisar antara Rp 20 juta sampai Rp 30 juta. Semua dibuat dengan bahan dasar bambu. Lalu, dipadu dengan perangkat sound system. ’’Semuanya hasil swadaya dari masing-masing RT,” paparnya didampingi Sekdes Zainul Abidin.

Amin menambahkan, dari tahun ke tahun BCS ada perubahan. Dulu, replika patung raksasa itu masih digerakkan manual seperti ditarik dengan tali dan sejenisnya. Nah, tahun ini lebih mekanik. ’’Ada juga tambahan semburan api naga, dulu manual. Sekarang warga memakai kompesor,’’ ungkapnya.

Dia berharap, karnaval Sembayat itu ke depan makin baik dan menjadi salah satu event wisata budaya tahunan. Selain itu, mampu menumbuhkan kerukunan dan kekompakan warga, sekaligus membangkitkan perekonomian masyarakat. ’’Semoga di tahun-tahun mendatang semakin meriah,” pungkasnya.

Lomba Dayung di Waduk Desa

Di wilayah Kecamatan Duduksampayen, telah berlangsung lomba balap perahu. Lokasinya, di sebuah Desa Gredek. Lomba ini sempat terhenti akibat pandemi Covid-19. Kali ini, kembali digelar dengan peserta diperluas. Waduk di pinggir Desa Gredek itu dipenuhi warga. Perlombaan berjalan seru. Teriakan-teriakan dukungan saling beradu.

Menurut Andrian Adi Prasetyo, ketua panitia, sebelumnya lomba hanya digelar untuk internal untuk warga Desa Gredek. Namun, tahun ini panitia memperluas cakupan peserta. Tujuannya agar semarak kemerdekaan itu semakin meriah. Ada 24 tim yang mengikuti lomba tersebut. ’’Hadiahnya, ada uang pembinaan total senilai Rp 8 juta,’’ imbuhnya.

Untuk mendapatkan hadiah tersebut, setiap tim harus menang dan melaju ke tahap selanjutnya. Agar bisa menang, tim yang diisi empat orang itu perlu mendayung lebih cepat daripada lawannya dengan panjang rute 2 x100 meter. ’’Lomba ini digelar sampai Minggu dengan puncaknya final,’’ tutupnya.

Editor : M. Sholahuddin

Reporter : Galih Wicaksono


Artikel ini bersumber dari www.jawapos.com.