22 Agustus 2022 16:20 WIB
Kementerian Keuangan Turki mengatakan bahwa meski hubungan kerjasama bilateral dengan Rusia meningkat, namun Ankara tidak akan membiarkan Moskow melanggar kebijakan sanksi.
JAKARTA, JITUNEWS.COM – Wakil Menteri Keuangan Turki Yunus Elitas telah mengatakan kepada Wakil Menteri Keuangan AS Wally Adeyemo bahwa Ankara tidak akan membiarkan Rusia melakukan “pelanggaran” terhadap kebijakan sanksi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat. Meski demikian, Turki masih akan terus berada di posisi “seimbang” dalam konflik Ukraina.
Elitas dan Adeyemo berbicara melalui telepon pada hari Jumat akhir pekan kemarin, beberapa minggu setelah Financial Times melaporkan bahwa para pejabat Barat “semakin khawatir” pada hubungan perdagangan Turki-Rusia yang semakin berkembang, dan sedang mempertimbangkan langkah untuk mencega Rusia memanfaatkan perkembangan hubungan dagang itu untuk menghindar dari kebijakan sanksi.
“Adeyemo mengemukakan kekhawatiran bahwa entitas dan individu Rusia berusaha menggunakan Turki untuk menghindari sanksi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat dan 30 negara,” demikian pernyataan tertulis Kementerian Keuangan AS, dikutip RT.com.
Portugal Tolak Kebijakan yang Melarang Turis Rusia Masuki Wilayah Eropa
Adeyemo juga “menegaskan kembali minat Amerika Serikat dalam keberhasilan ekonomi Turki” dan “integritas sektor perbankannya.”
Sementara itu, Kementerian Keuangan Turki mengatakan bahwa “Elitas menegaskan bahwa posisi Turki tidak berubah mengenai proses dan sanksi saat ini, tetapi tidak akan membiarkan pelanggaran sanksi oleh lembaga atau orang mana pun.”
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebelumnya menggambarkan posisinya dalam konflik di Ukraina sebagai “seimbang.” Meski Turki telah mengutuk Rusia atas konflik tersebut dan telah menjual beberapa senjata ke Ukraina, namun mereka masih menjadi satu-satunya anggota NATO yang tidak memberikan sanksi kepada Moskow atau menutup wilayah udaranya untuk penerbangan Rusia.
Turki bahkan terus mengimpor minyak dan gas Rusia, dan setelah pertemuan antara Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin awal bulan ini, kedua negara sepakat untuk meningkatkan perdagangan bilateral mereka dan bekerja sama dalam proyek energi serta inisiatif kontraterorisme.
Erdogan dan Putin juga sepakat bahwa Turki akan membayar sebagian impor gasnya dari Rusia dalam rubel.
Erdogan juga menegaskan bahwa dirinya siap memediasi proses negosiasi damai antara Presiden Ukraina dan Rusia.
Kunjungan Ketua DPR AS ke Taiwan Tak Akan Sebabkan Krisis dalam Hubungan Bilateral China-AS
Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.