Diduga Sopir Ngantuk dan Kecepatan di Atas 60 Km/Jam
JawaPos.com – Baru 10 menit Asmawi meninggalkan SD Kota Baru II dan III untuk menjemput sang anak ketika dia mendengar kabar mengerikan itu. Ada trailer pengangkut besi yang menabrak halte, sejumlah pedagang, murid, orang tua murid, serta sebuah menara BTS (base transceiver station).
”Begitu dengar kabar itu, saya langsung balik ke sekolah untuk memastikan,” katanya kepada Radar Bekasi kemarin (31/8).
Lebih cepat dari Asmawi, Syaiful juga bergegas menengok ke depan sekolah setelah mendengar dentuman sangat keras. Dia menyeberang dari tempatnya berjualan di seberang jalan.
Dan, yang disaksikan Syaiful, kemudian Asmawi, adalah kepiluan. Tubuh-tubuh bergelimpangan dan bersimbah darah diiringi teriakan histeris dan tangis. ”Di bawah truk ada beberapa yang meninggal. Ada yang kejepit, ada dua anak kecil. Alhamdulillah masih selamat,” ujarnya kepada Jawa Pos.
Asmawi ikut mengevakuasi tiga korban. Dua di antaranya meninggal, seorang ibu dan seorang siswa. Seorang lagi pria dewasa dalam keadaan luka parah di bagian kaki.
Sepuluh orang meninggal, empat di antaranya pelajar, akibat kecelakaan tersebut. Sedangkan 23 korban lainnya masih dirawat di dua rumah sakit, RS Ananda dan RSUD Kota Bekasi.
Kecelakaan maut itu terjadi sekitar pukul 09.30 saat sebagian murid sudah waktunya pulang dan sebagian lainnya dalam masa istirahat. Jadi, suasana di depan sekolah di Jalan Sultan Agung yang menghubungkan Bekasi dengan Jakarta Timur itu tengah ramai.
”Dari jauh dia sudah terlihat oleng, mungkin karena (merasa) jalan di sana itu gujlak-gajluk (tidak rata). Itu (sopir) ngantuk ya kan, buang ke kiri,” kata Toha, salah seorang saksi mata, kepada Radar Bekasi.
Setelah seluruh korban dan kendaraan yang terlibat kecelakaan dievakuasi, polisi langsung melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) untuk menyelidiki penyebab kecelakaan. Sebelum lokasi kejadian, polisi mendapati bekas rem sekitar 5 meter.
Dugaan sementara, kecelakaan disebabkan human error atau gagal rem. ”Kita masih selidiki. Kita lihat bekas rem, ini ada beberapa kemungkinan. Bisa human error, bisa gagal rem karena overload,” ujar Dirgakkum Korlantas Polri Brigjen Pol Aan Suhanan.
AS, si pengemudi trailer, diamankan di Polres Metro Bekasi Kota dan sudah menjalani serangkaian pemeriksaan. Pemeriksaan akan dilanjutkan setelah kondisi psikologisnya membaik. ”Dia masih shock. Hasil tes urinenya negatif,” kata Aan.
Saat sejumlah warga berusaha mengevakuasi korban kecelakaan, menara BTS roboh menimpa mobil boks yang justru berada di ruas jalan berlawanan, ruas jalan yang mengarah menuju Bekasi Selatan.
Akibatnya, pengemudi mobil boks meninggal. Berdasar rekaman video amatir yang diterima Radar Bekasi, tampak pengendara motor juga tertimpa menara yang roboh. Beruntung pengendara dan penumpangnya selamat lantaran tiang menara tertahan mobil boks.
Warga yang berada di sekitar lokasi menduga sopir mengantuk. Sebab, trailer melaju dalam keadaan tidak stabil. Sebelumnya, pemeriksaan awal polisi juga mendapati tuas gigi persneling menunjukkan berada di angka tiga. Kecepatan saat kejadian diprediksi di atas 60 km per jam.
Ali, salah seorang korban selamat, mengaku terhindar dari maut setelah meloncat dari samping gerobak dagangannya. ”Pinggang kena minyak goreng, saya nggak bisa bangun,” papar pedagang papeda itu.
Kejadiannya, kata Ali, begitu cepat. Dia tidak mendengar suara klakson atau peringatan lainnya. Dia berhasil menghindar setelah melihat rekannya sesama pedagang terlebih dahulu dihantam trailer.
Ali bahkan sempat tidak sadarkan diri dan baru terjaga ketika sampai di rumah sakit. ”Yang saya lihat itu kencang ya (truk),” ujar Ali.
Sementara itu, Hidayat yang merupakan guru olahraga di SDN Kota Baru II menyebutkan, saat kejadian dirinya berada di ruang guru yang hanya terhalang tembok sekolah dengan titik kecelakaan.
Hidayat meminta guru-guru lain menelepon polisi. Dia sempat membantu seorang korban selamat. ”Kita tolong sebisa kita,” ucapnya.
Editor : Ilham Safutra
Reporter : bry/sur/c19/ttg
Artikel ini bersumber dari www.jawapos.com.