Laporan Wartawan Tribunnews.com  Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Bank sentral Federal Reserve AS bersiap menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin pada pertemuan awal September mendatang.

Meski laju inflasi di Amerika pada bulan lalu telah menunjukan penurunan, dari 91 persen pada Juni 2022 menjadi 8,6 persen pada Juli 2022. 

Namun menurut risalah dari pertemuan otoritas bank sentral AS pada 26 sampai 27 Juli kemarin, mengungkapkan bahwa inflasi di Amerika hingga sejauh ini masih dianggap cukup tinggi.

Alasan tersebut yang membuat The Fed terus berambisi untuk memperketat kebijakan moneternya dengan mendukung kenaikan suku bunga pada pertemuan di bulan selanjutnya hingga inflasi di AS turun menjadi 2 persen.

Walau sebagian besar dewan Federal Reserve telah memberikan isyarat untuk menaikan suku bunga acuan sebanyak 50 basis poin. Namun delapan belas dari 94 yang disurvei memperkirakan Fed akan naik 75 basis poin.

Sejak awal Maret lalu Reuters mencatat setidaknya Fed telah mengerek naik suku bunga kumulatif sebanyak 225 basis poin.

Kemungkinan besar pengetatan suku bunga akan kembali diberlakukan demi mengantisipasi melonjaknya laju inflasi di AS.

Baca juga: Inflasi Mengancam, Bank Sentral China dan Turki Justru Kompak Turunkan Suku Bunga Acuan

Kenaikan biaya energi dan pangan tak hanya mendorong lonjakan inflasi, namun juga telah mengantarkan Amerika jatuh kedalam zona resesi.

Survei menunjukkan kemungkinan rata-rata AS masuk dalam zona resesi mencapai 45 persen dalam dua tahun, angka ini akan akan terus bertambah apabila Amerika gagal mengendalikan penurunan harga bahan bakar dan komoditas lain.

Khawatir ancaman resesi dapat memperlambat laju ekonomi AS membuat The Fed berencana untuk memperketat kebijakan moneternya hingga kuartal pertama tahun 2023 sebesar 3,50 persen hingga 3,75 persen.

Baca juga: The Fed Beri Sinyal Kenaikan Suku Bunga Lagi Meski Inflasi AS Turun Jadi 8,5 Persen

“Inflasi yang membandel terus menjadi satu-satunya ancaman terbesar bagi perekonomian. Inflasi mungkin tidak turun sesuai rencana. Dalam hal ini, suku bunga kebijakan perlu lebih ketat, di kisaran 4 persen – 5 persen,” kata Sal Guatieri, ekonom senior di BMO Capital Markets.

Dengan terus memperketat kebijakan moneter di tengah berkurangnya angka pengangguran di AS, The Fed yakin laju inflasi di negaranya bisa perlahan melandai menuju ke zona aman.


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.