Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Lima Agen Pemegang Merek (APM) otomotif yang tergabung dalam EV Smart Mobility – Join Project, mendorong pengembangan infrastruktur kendaraan elektrifikasi yang menyeluruh dan efektif untuk mengakselerasi kendaraan elektrifikasi di Indonesia.

Kelima APM tersebut yaitu Mitsubishi Motors, Nissan, FUSO, Isuzu dan Toyota.

Susumu Matsuda sebagai secretariat project yang mewakili 5 APM otomotif menyampaikan, dibutuhkan kerjasama yang kuat dari beberapa pihak, termasuk distributor otomotif, penyedia infrastruktur pengisian listrik, serta pemerintah sebagai pembuat regulasi, dalam upaya mengurangi emisi karbon di Indonesia.

Baca juga: Perusahaan Pembiayaan Mulai Tertarik Biayai Kendaraan Listrik, DP Nol Persen hingga Tenor 7 Tahun

Tidak hanya melalui strategi mengembangkan dan mempopulerkan kendaraan ramah lingkungan kepada masyarakat, tapi juga dibutuhkan dukungan pengembangan infrastruktur pengisian listrik yang terintegrasi.

“Kami mengapresiasi PLN yang telah mengambil langkah strategis untuk menciptakan infrastruktur pengisian listrik sebagai bagian dari upaya menghadirkan ekosistem elektrifikasi yang komplit kepada seluruh masyarakat Indonesia,” kata Matsuda dalam keterangannya, Sabtu (23/7/2022).

Dalam rangka percontohan, 5 brand otomotif yang tergabung dalam EV Smart Mobility – Joint Project sepakat memilih Bali sebagai lokasi project pertama berdasarkan keinginan untuk berkontribusi menyukseskan penyelenggaraan event international G-20.

Ia menilai, kegiatan ini akan menjadi peluang besar bagi pemerintah Indonesia dan industri otomotif nasional untuk menunjukan komitmen dan keseriusannya dalam menerapkan kebijakan transisi energi hijau dan menyambut era mobilitas ramah lingkungan atau elektrifikasi kepada negara-negara yang tergabung dalam pertemuan G20.

Baca juga: The All New Lexus NX Miliki Dua Varian Hybrid, Ini Spesifikasi Lengkapnya

Di EV Smart Mobility – Joint Project ini masing-masing APM akan menyediakan kendaraan listrik andalannya untuk membentuk line-up di sektor kendaraan penumpang dan komersial.

Line-up kendaraan elektrifikasi penumpang akan digunakan untuk mendukung mobilitas di kawasan Nusa Dua dan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali. Sementara line-up komersial akan digunakan untuk mendukung logistik dan selanjutnya akan menjadi pertimbangan untuk berkolaborasi dengan bisnis lokal di wilayah Bali.

“Sudah saatnya popularisasi teknologi elektrifikasi di Indonesia dijalankan pada level yang lebih massif. Kerjasama antar pemain industri otomotif dan para stakeholder menjadi sangat dibutuhkan dalam upaya mempercepat mencapai netralisasi karbon,” tuturnya.

“EV Smart Mobility – Joint Project ini diharapkan mampu jadi pemantik partisipasi berbagai pihak untuk bergerak bersama mengembangkan ekosistem kendaraan ramah lingkungan yang terintegrasi di Indonesia,” sambungnya.

Sebagaimana diketahui, untuk memenuhi komitmen penurunan emisi CO2 atau Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29 persen pada 2030, pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai kebijakan, termasuk percepatan popularisasi kendaraan listrik dan mengembangkan industri tersebut.


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.