Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, LUGANO – Swiss memberikan tanggapan dingin terhadap permintaan Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal agar menyita aset beku milik oligarki Rusia. Penyitaan itu dimaksudkan untuk membantu Ukraina mendanai proyek pemulihan negaranya senilai 750 miliar dolar AS.

Dalam konferensi yang diadakan di Lugano, Swiss, Denys Shmyhal mengatakan aset Rusia senilai 300 miliar dolar AS hingga 500 miliar dolar AS telah dibekukan oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Inggris. Aset tersebut dinilai dapat digunakan untuk membangun kembali sekolah, rumah sakit, dan rumah yang rusak di Ukraina.

“Kamu mengusulkan untuk menemuka formula untuk membuat undang-undang nasional dan internasional untuk menciptakan kemungkinan penyitaan aset yang dibekukan jika terjadi agresi militer yang tidak beralasan,” ujar Shmyhal dalam konferensi tersebut, yang dilansir dari Reuters.

Baca juga: Senjata Pasokan Barat ke Ukraina Masuk Pasar Gelap, Rusia Anggap Hanya Memperlebar Konflik

Perdana Menteri Ukraina ini menambahkan, langkah seperti itu akan membantu meningkatkan keamanan global dengan mencegah terjadinya agresi militer yang tidak beralasan.

Swiss, yang pada bulan Mei lalu melaporkan telah membekukan aset Rusia sebesar 6,3 miliar franc Swiss atau sekitar 6,50 miliar dolar AS, menolak menyerahkan aset tersebut secara otomatis. Swiss sendiri telah lama menjadi tujuan populer oligarki Rusia dan tempat penyimpanan aset Rusia.

Presiden Swiss, Ignazio Cassis menyatakan pentingnya untuk melindungi individu dari kekuasaan negara dan menciptakan dasar hukum untuk penyitaan dana.

“Menurut aturan yang kami miliki di sebagian besar negara demokrasi, kami dapat membekukan untuk mengklarifikasi dari mana aset ini berasal,” kata Cassis.

Namun menurut Cassis, pernyataan mengenai hubungan antara uang dan perang di Ukraina serta proporsionalitas tindakan juga perlu ditangani.

Baca juga: Cerita Petugas Pemadam Kebakaran Jerman Berada di Garis Depan Kharkiv Ukraina Demi Evakuasi Warga

“Sekarang kami dapat mengambil keputusan yang sempurna untuk Ukraina, namun kami menciptakan kemungkinan untuk mengambil keputusan yang sama di banyak kemungkinan lain dan memberikan lebih banyak kekuatan kepada negara dan jauh dari warga negara,” pungkasnya.


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.