Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL – Serikat pekerja Hyundai Motor di Korea Selatan akan menggelar aksi mogok kerja untuk pertama kalinya dalam empat tahun setelah tuntutan kenaikan upah mereka tidak dipenuhi oleh pihak manajemen.
Serikat pekerja Hyundai Motor adalah satu serikat pekerja yang terbesar di Korea Selatan dengan jumlah 46.000 anggota.
Organisasi ini telah menyetujui rencana aksi mogok kerja anggotanya, kecuali jika pihak perusahaan menerima tuntutan mereka.
Jika serikat pekerja melakukan pemogokan, industri lain dapat mengikuti dan mengancam akan memperlambat ekonomi yang bergantung pada manufaktur Korea Selatan, setelah bulan lalu kegiatan ekspor di beberapa perusahaan mulai tumbuh.
Dikutip dari Nikkei Asia, Minggu (3/7/2022) Serikat pekerja meminta kenaikan gaji bulanan minimum 165.200 won atau sekitar 127 dolar AS dan pembayaran kinerja yang setara dengan 30 persen dari laba bersih Hyundai 2022. Hal ini karena inflasi yang melonjak berdampak pada pemotongan upah pekerja.
“Inflasi telah meningkat bahkan setelah kami memenuhi permintaan, dengan begitu banyak dari kami merasa bahwa upah kami perlu mengikuti inflasi yang melonjak ini,” kata seorang anggota serikat pekerja di Hyundai Motor.
Sebelumnya, negosiasi antara serikat pekerja dan manajemen Hyundai yang dimulai pada Mei, terhenti bulan lalu.
Tuntutan serikat pekerja datang setelah Hyundai Motor Group, yang menaungi Hyundai Motor dan Kia, mengumumkan rencana investasi lebih dari 10 miliar dolar AS di Amerika Serikat pada tahun 2025, termasuk 5,5 miliar dolar AS untuk memproduksi kendaraan listrik (EV) dan fasilitas baterai di Georgia.
Selain itu, Hyundai Motor juga akan menginvestasikan 21 triliun won atau sekitar 16 miliar dolar AS hingga tahun 2030 untuk memperluas bisnis EV-nya di Korea Selatan.
Pada bulan Maret, Hyundai Motor mengatakan pihaknya menargetkan untuk mencapai pangsa pasar 7 persen di pasar EV global pada tahun 2030, dengan target penjualan tahunan sebesar 1,87 juta kendaraan.
“Jika serikat pekerja memutuskan untuk mogok, Hyundai akan menghadapi kerugian produksi yang tak terhindarkan, ketika mereka perlu meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan mobil yang kuat,” kata Cho Soo-hong, seorang analis di NH Investment & Securities.
Perekonomian Korea Selatan “mulai terpukul” pada bulan Juni ketika serikat pekerja truk melakukan pemogokan nasional selama lebih dari seminggu untuk memprotes melonjaknya biaya bahan bakar, yang membuat serikat pekerja melumpuhkan pelabuhan dan pusat industri.
Inflasi tahunan di Korea Selatan meningkat menjadi 5,4 persen di bulan Mei, tercepat dalam kurun waktu 14 tahun terakhir, dan menambah risiko melemahnya permintaan domestik di negara tersebut.
Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.