Laporan Wartawan Tribunnews.com  Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Perdagangan Ethereum dan Bitcoin kompak mencatatkan penurunan selama dua hari terakhir. Namun apabila dilihat selama dua bulan terakhir, Ethereum perlahan mulai menunjukkan kebangkitannya.

Sejak pasar kripto berada di titik terendah pada pertengahan Juni lalu hingga perdagangan Kamis (18/8/2022) kemarin, volume nilai koin Ether menunjukkan penguatan dan melonjak 106 persen.

\Meski secara harga Ethereum masih berada jauh di bawah Bitcoin, namun akibat lonjakan tersebut volume perdagangan Ether kini dapat mengungguli posisi Bitcoin.

Peningkatan ini terjadi setelah Ether mengumumkan bahwa pihaknya akan melakukan perubahan sistem blockchain dari proof of work menjadi model yang disebut proof of stake, pada 15 September 2022 mendatang.

Perubahan merge ini dilakukan Ethereum agar jaringannya dapat berjalan lebih cepat dan lebih hemat energi.

Alasan tersebut yang membuat investor mulai kepincut untuk melakukan investasi pada koin Ethereum.

Baca juga: Perbedaan Bitcoin dan Ethereum yang Perlu Kamu Tahu Sebelum Mulai Berinvestasi

“Penggabungan Ethereum yang akan datang adalah narasi terbesar dalam kripto saat ini dan menjelaskan mengapa Ether meninggalkan Bitcoin dalam sebulan terakhir,” kata Antoni Trenchev, salah satu pendiri platform perdagangan kripto Nexo, dilansir dari CNBC International.

Sebelum mengalami peningkatan, likuiditas Ethereum sempat mengalami kebangkrutan imbas dari crypto winter yang menimpa perdagangan Cryptocurrency selama beberapa bulan terakhir.

Baca juga: Kapitalisasi Pasar Ethereum Melonjak 50 Persen, Analis Prediksi ETH Bisa Kalahkan Pesona Bitcoin

Tekanan tersebut lantas menghapus valuasi  Ether hingga mencapai 2 triliun dolar AS.

Namun usai Ethereum mengumumkan rencana perubahan merge, harga reli Ether jadi berlipat ganda hanya dalam waktu dua bulan.

Pada penjualan Coinmarketcap Jumat (19/8/2022) harga Ether melonjak jadi 1.738 dolar AS.

Angka ini melompat drastis apabila dibandingkan dengan penjualan pada 19 Juni lalu disaat harga Ether anjlok di kisaran 984.96 dolar AS.

Analis riset di layanan data CryptoCompare, Jacob Joseph memperkirakan bahwa aksi rebound Ethereum akan terus berlanjut, mengingat pada Agustus ini The Fed tidak akan mengadakan pertemuan Komite Pasar Terbuka untuk menaikan suku bunga acuan.

Dengan alasan itu, masuk akal apabila Ethereum masih dapat melanjutkan kenaikan reli hingga harganya dapat berada di level 2.000 dolar AS per koin.


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.