Mantan presiden Rusia mengatakan bahwa Rusia hanya akan menyelesaikan operasi militernya jika mereka berhasil men-denazifikasi Ukraina

JAKARTA, JITUNEWS.COM – Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev pada Jumat (26/8) mengatakan bahwa Rusia tidak akan menghentikan operasi militernya di Ukraina meski pemerintahan Volodymyr Zelensky membatalkan niatnya untuk bergabung dengan NATO.

Medvedev, yang sekarang menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, juga mengatakan bahwa Rusia siap untuk mengadakan pembicaraan dengan Zelensky dengan syarat-syarat tertentu.

Jauh sebelum melancarkan serangan militer pada akhir Februari, Moskow sudah berulang kali menegaskan bahwa pihaknya tidak bisa menerima jika Ukraina bergabung dengan NATO.

Angkatan Laut AS Harus Siap Tempur dengan China Lima Tahun dari Sekarang

“Meninggalkan partisipasinya dalam aliansi Atlantik Utara (NATO) saat ini sangat penting, tetapi itu tidak cukup untuk membangun perdamaian,” kata Medvedev kepada saluran televisi Perancis, LCI, dikutip Reuters.

Ia menjelaskan bahwa operasi militer Rusia bisa berakhir jika tujuan utamanya tercapai, yakni de-nazifikasi Ukraina.

“Rusia akan melanjutkan kampanye sampai tujuannya tercapai. (Vladimir) Putin mengatakan dia ingin “mendenazifikasi” Ukraina,” imbuhnya.

Moskow mengirim pasukan ke negara tetangga enam bulan lalu, setelah menuding pemerintah Ukraina gagal mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan status otonomi khusus kepada dua wilayah di Donbass, yakni Donetsk dan Lugansk. Protokol, yang dimediasi oleh Jerman dan Perancis itu pertama kali ditandatangani pada 2014.

Mantan presiden Ukraina Pyotr Poroshenko menyebut tujuan utama Kiev adalah menggunakan perjanjian gencatan senjata tersebut untuk mengulur waktu dan untuk “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”

Beberapa hari menjelang digelarnya operasi khusus ke Ukraina, Kremlin mengakui Donetsk dan Lugansk sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Operasi militer tersebut dilancarkan untuk melindungi pasukan dan warga sipil Donetsk serta Lugansk dari serangan militer Ukraina.

Harga Energi Naik 80 Persen, Jutaan Warga Inggris Diprediksi Bakal Jatuh Miskin Musim Dingin Ini


Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.