Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
 
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Tentara kontrak Rusia yang menolak bertempur di Ukraina mengatakan, komandan militer mereka tidak mengizinkan mereka kembali ke rumah dan mengancam mereka agar kembali ke medan perang.

Sekelompok prajurit Brigade Serangan Udara Pengawal ke-11, sebuah unit militer dari Republik Siberia Buryatia yang ditempatkan di Ukraina sejak invasi Rusia dimulai, mengajukan pengunduran diri mereka awal bulan ini. Namun permintaan tersebut mendapat perlawanan dari otoritas militer Rusia.

“Awalnya ada 78 (penentang), tetapi setelah beberapa putaran pemaksaan, komando militer berhasil mengurangi jumlah itu,” kata salah satu pendiri organisasi anti-perang Free Buryati Foundation, Vladimir Budaev, yang dikutip dari The Moscow Time, Minggu (24/7/2022).

Baca juga: Ukraina Minta Bantuan Warganya Tunjukkan Lokasi Pasukan Rusia

Berdasarkan video imbauan yang disebarkan oleh Free Buryatia Foundation, seorang ibu dari salah satu tentara, Oksana Plusnina mengatakan setelah menolak untuk menerima permintaan pengunduran diri, komandan brigade membagi para penentang menjadi kelompok-kelompok kecil. Kelompok tersebut terdiri dari delapan dan sepuluh orang serta mengirim mereka ke fasilitas penahanan khusus di kota Luhansk, yang terletak di Ukraina timur dan saat ini diduduki Rusia.

Plusnina menambahkan, para tentara tidak memiliki surat identitas, yang diambil oleh komandan brigade dengan alasan untuk melindungi mereka jika sewaktu-waktu ditangkap pasukan Ukraina. Para prajurit juga tidak diizinkan menggunakan ponsel dan sarana lain untuk menghubungi keluarga atau pengacara mereka.

Sebelum ditahan, putra Plusnina, Ilya Kaminsky, mengatakan kepada saluran televisi berbahasa Rusia, TV Current Time, bahwa sekelompok rekan prajuritnya yang menolak berperang di Ukraina dikunci di garasi dan diberi makan bubur sekali sehari sebelum dikirim ke pusat penahanan.

Dalam wawancara tersebut, Kaminsky juga menyediakan rekaman audio percakapan tentara dengan komandan brigade Letnan Kolonel Agafonov yang mencoba membujuk mereka untuk membatalkan pengunduran diri mereka. Current Time TV menyensor kata-kata kasar Agafonov saat menayangkan rekaman suara tersebut.

“Delapan orang sudah (pergi ke Luhansk) dan sekarang mereka benar-benar ingin kembali ke medan perang. Saya tidak tahu apa yang mereka lakukan atau katakan kepada mereka,” kata Agafonov dalam rekaman yang ditayangkan oleh Current Time TV.

Baca juga: Eropa Beri Izin Perusahaan Energi Rusia Untuk Ekspor Gas Dengan Negara Ketiga

Kaminsky yang mengaku telah menulis sekitar 20 permohonan pemecatan dari militer, tiba-tiba tidak dapat dihubungi setelah melakukan wawancara dengan Current Time TV.

“Kami tidak dapat berbicara dengannya atau melacak di mana dia berada sekarang atau apa yang terjadi padanya,” kata Plusnina dalam video yang diposting pekan lalu.


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.