hal itu sesuai dengan pandangan umum fraksi Golkar DPR RI atas Rancangan Undang-undang tentang APBN tahun anggaran 2023
JAKARTA, JITUNEWS.COM- Anggota Banggar DPR RI dari Fraksi Golkar Mukhtarudin menilai target pertumbuhan ekonomi yang dipatok mencapai 5,3% pada tahun 2023 tersebut cukup rasional dan ideal meskipun di tengah ketidakpastian perekonomian Global yang tinggi.
Mukhtarudin mengatakan hal itu sesuai dengan pandangan umum fraksi Golkar DPR RI atas Rancangan Undang-undang tentang APBN tahun anggaran 2023 yang dibacakan langsung oleh Anggota Komisi I DPR Dave Laksono dalam Rapat Paripurna.
Diketahui, APBN tahun 2023 tidak lagi berdasarkan dengan Undang-undang nomor 2 tahun 2020, tetapi desain APBN Tahun 2023 kembali menggunakan UU Keuangan Negara yang murni, yaitu UU No 17 Tahun 2003
China Minta RI Tanggung Bengkak Biaya Kereta Cepat, Musni Umar: Semakin Berat Beban Indonesia
“Fraksi Golkar DPR RI menilai APBN 2023 harus kembali ke desain normal tanpa adanya fasilitas-fasilitas seperti pelebaran defisit di atas batas 3%,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Jitunews.com, Kamis (25/8/2022).
Mengingat, Mukhtarudin bilang angka pertumbuhan 5,3 persen tersebut didasarkan pada pertimbangan dinamika perekonomian nasional terkini, agenda pembangunan yang akan dicapai, serta potensi risiko dan tantangan yang dihadapi.
Meskipun begitu, fraksi Golkar berpandangan bahwa ketidakpastian perekonomian global masih cukup tinggi dan dapat berdampak terhadap Indonesia. Oleh karena itu, kinerja ekonomi dapat bergerak dinamis terhadap asumsi pemerintah.
Kendati demikian, politisi Dapil Kalimantan Tengah ini ini mengatakan untuk memenuhi target pertumbuhan ekonomi tersebut, pemerintah mestinya mendorong ekspansi produksi yang konsisten untuk membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya kepada masyarakat.
Terlepas dari keterbatasan dan ketidakpastian yang dihadapi saat ini, maka Fraksi Partai Golkar meyakini pemerintah bersama DPR RI dan stakeholder lainnya dapat membawa bangsa Indonesia keluar dari masa-masa sulit semenjak pandemi dimulai pada akhir 2019 lalu.
Keyakinan ini, lanjut Mukhtarudin didasarkan kepada kuatnya fundamental ekonomi, semakin mapannya iklim demokrasi, persatuan dan gotong royong antar elemen masyarakat, serta posisi strategis Indonesia di panggung internasional.
“Saya kira dengan empat modal ini kita tidak hanya mampu melewati prosesnya, namun lebih dari itu kita bisa dengan kekuatan yang lebih besar lagi dalam rangka mencapai tujuan tersebut,” pungkas Mukhtarudin.
Pagar Tribun JIS Roboh, Ruhut Ingatkan Anies Jangan Sombong
Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.