Sabtu, 9 Juli 2022 – 02:50 WIB
VIVA Lifestyle – Aktivitas mengupil bukan hanya dilakukan oleh anak-anak, tapi juga orang dewasa. Tapi, bila sampai terlihat oleh orang lain, kegiatan ini kadang dianggap memalukan atau bahkan tidak sopan bila dilakukan di depan umum. Selain letaknya yang berada di dalam hidung, upil juga berwarna keruh dan sering bercampur dengan ingus.
Sebab itu, tidak heran bila sebagian besar orang menganggap bahwa upil tersebut adalah sebuah kotoran yang harus dibuang. Bahkan, memakannya saja adalah sesuatu yang menjijikan. Tapi ternyata, Islam sudah mengatur tentang hukum mengupil dan tidak termasuk ke dalam najis. Hal ini berdasarkan keterangan dari para ulama.
Pernyataan Ibnu Abbas ra, Beliau pernah menyamakan status mani sebagaimana ingus. Dengan kata lain keduanya tidak najis. Dari Ibnu Abbas, Beliau menjelaskan tentang mani yang mengenai pakaian, “Itu seperti ingus dan ludah. Kamu bisa hilangkan dengan idzkhir (sejenis rumput).” (HR. ad-Daruquthni dalam Sunannya no. 2 dan dishahihkan al-Albani).
Sementara itu, dalam Mukhtashar Khalil, saat penulis menyebutkan beberapa benda-benda suci, beliau menyatakan, “Binatang halal yang hidup, air matanya, keringatnya, liurnya, ingusnnya” (Mukhtashar Khalil, hlm. 16).
Walaupun disebut suci, tapi ingus itu adalah sebuah kotoran. Ini merupakan kotoran yang keluar dari hidung tapi tidak najis. Sebab itu, tidak masalah untuk menyentuh kotoran ini, baik sedikit maupun banyak. “Upil itu, meskipun suci, namun dia kotor. Dan haram dikonsumsi manusia, karena status kotornya bukan najisnya.” (Al-Mausu’ah al-Fiqhiyah, 36/258)
Sementara itu, beberapa pakar mengatakan bahwa praktik yang kurang berkenan ini sebenarnya baik untuk gigi dan kesehatan secara keseluruhan, dikutip dari Daily Mail. Para pakar menduga bahwa bakteri yang terkumpul di dalam rongga hidung bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh bila bakteri tersebut ditelan.
Penelitian lain di Massachussets Institute of Technology (MIT) menengarai bahwa lendir yang ada dalam hidung bisa membantu untuk mencegah infeksi dengan cara mengendalikan jumlah bakteri jahat. Mereka menduga bahwa lendir sintetis, misalnya dalam bentuk pasta gigi, bisa dipakai untuk mencegah gigi berlubang pada manusia.
Sementara itu, salah seroang ahli paru yang bernama Profesor Friedrich Bischinger yang berasal dari Austria bebicara mengenai topik yang sama. Ia menambahkan bahwa orang yang mengupil lenbih sehat, lebih bahagia, dan lebih selaras dengan tubuh manusia.
Artikel ini bersumber dari www.viva.co.id.