VIVA Lifestyle – Penyebab cacar air atau monkeypox, dilansir dari laman resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), disebabkan virus varicella zoster.
Setelah virus menginfeksi tubuh, penderita bisa merasakan gejala cacar air yang khas yakni munculnya ruam yang gatal, lalu ruam berubah menjadi bintik-bintik berisi cairan, lalu lepuh berubah menjadi koreng.
Ruam ini biasanya kali pertama muncul di dada, punggung, wajah, lalu menyebar ke seluruh tubuh. Sekitar satu sampai dua hari sebelum ruam muncul, penderita juga bakal merasakan ciri-ciri cacar air lain yakni demam, badan lemas, tidak nafsu makan, dan sakit kepala. Selepas penderita sembuh dari infeksi ini, virus penyebab cacar air tetap bertahan di dalam tubuh, tepatnya di ganglia saraf sensorik.
Virus ini biasanya menyerang di masa anak-anak (di bawah 12 tahun). Akan tetapi, tak menutup kemungkinan seseorang baru terkena penyakit ini di usia dewasa. Terlebih lagi, cacar air yang terjadi pada orang dewasa bisa saja menimbulkan gejala dan komplikasi yang serius, terutama bila mereka belum pernah mengalami cacar air sebelumnya.
Penyebab Cacar Air
Penyebab utama kondisi ini adalah varicella-zoster yang merupakan salah satu virus herpes. Virus ini bisa berpindah dari orang yang terinfeksi ke orang yang sehat dua hari sebelum lepuhan muncul. Virus akan tetap menular sampai semua lepuhan kering.
Penyebab cacar air akan berisiko menularkan penyakit sejak 2 hari sebelum ruam muncul hingga 6 hari setelah lenting terbentuk. Virus akan tetap menular hingga semua lepuhan yang pecah ini mengeras.
Dikutip dari Cleveland Clinic, terdapat tiga cara penyakit cacar air menular, yakni:
– Kontak jarak dekat dengan penderita cacar air
– Terkena cairan lepuh atau ruam cacar air penderita
– Menghirup percikan batuk atau bersin penderita yang terinfeksi cacar air
Masa inkubasi atau periode terpapar virus penyebab cacar air sampai gejala penyakit muncul bisa berlangsung selama dua minggu.
Setelah terpapar virus penyebab cacar air, penderita bisa menyebarkan virus sejak satu sampai dua hari sebelum timbulnya ruam, sampai sekitar lima hari atau setelah semua lepuh dan ruam cacar air mengering.
Obat Cacar Air
Nah, setelah tahu penyebab cacar air dan telah didiagnosa dokter. Biasanya dokter meresepkan beberapa jenis obat cacar air berikut untuk membantu meringankan gejala seperti:
Obat pereda nyeri
Obat seperti paracetamol biasanya sering diresepkan untuk membantu meredakan demam dan nyeri ringan. Namun, obat yang mengandung aspirin sebaiknya tidak boleh diberikan pada anak karena dapat menyebabkan kondisi bernama sindrom Reye, di mana otak dan fungsi hati mengalami kerusakan mendadak.
Antihistamin
Salah satunya obatnya adalah diphenhydramine (Benadryl) yang diberikan untuk mengurangi gatal. Biasanya obat bisa dalam bentuk krim oles atau obat minum.
Obat antivirus
Pada orang-orang yang berisiko tinggi mengalami komplikasi, dokter akan memberikan obat herpesberupa antivirus untuk mempersingkat infeksi virus.
Biasanya yang rentan terhadap komplikasi adalah ibu hamil, bayi di bawah enam bulan, dan orang-orang dengan sistem imun yang lemah. Salah satu obat yang diberikan adalah acyclovir (Zovirax, Sitavig).
Vaksinasi
Dalam kasus tertentu, dokter biasanya meminta Anda untuk melakukan vaksin setelah terpapar virus ini. Pasalnya selain mencegah penyakit, vaksin cacar air juga bisa mengurangi keparahan gejala.
Penyakit cacar air merupakan self-limiting disease, artinya penyakit bisa sembuh dengan sendirinya. Oleh karena itu, pengobatan dokter hanya membantu mempersingkat dan meringankan gejala.
Namun, ada baiknya melakukan berbagai perubahan gaya hidup untuk membantu meringankan gejala penyakit ini. Berikut berbagai pantangan cacar air dan cara perwatan alami untuk meringankan gejalanya:
Tidak menggaruk lepuhan?
Menggaruk area kulit yang gatal akan memperparah lepuhan dan memperlambat penyembuhan. Bila khawatir akan menggaruk kulit saat sedang tidur, potong kuku dan gunakan sarung tangan agar kulit tidak terluka saat tergaruk.
Mengoleskan calamine
Calamine mengandung berbagai zat yang bisa menenangkan kulit, salah satunya zinc oxide. Gunakan losion ini untuk membantu mengurangi rasa gatal yang mengganggu. Jangan digunakan di sekitar mata.
Minum banyak air putih
Air putih dapat menjadi obat alami cacar air karena penyakit ini berisiko menyebabkan dehidrasi. Minum banyak air dapat membantu mencegah gangguan kesehatan yang disebabkan dehidrasi. Selain itu, ketika terhidrasi dengan baik, tubuh bisa melakukan berbagai tugasnya termasuk untuk memulihkan kondisi.
Makan makanan yang lunak
Bila lepuhan muncul di sekitar mulut, pilihlah makanan dengan tekstur yang lembut dan lunak untuk menghindari rasa nyeri saat menggigit makanan.
Mandi yang benar
Saat mandi, gunakanlah air hangat suam kuku, jangan menggunakan air panas. Batasi waktu tidak lebih dari 15 menit. Selain itu, pilihlah produk pembersih tubuh yang dibuat khusus untuk kulit sensitif atau diformulasikan untuk kulit bayi yang baru lahir. Gunakan sabun dengan lembut tanpa menggosok terlalu keras.
Cara Mencegah Cacar Air
Cara terbaik mencegah penyakit cacar air yaitu dengan melakukan vaksin. Vaksin memberikan perlindungan menyeluruh dari virus varicella zoster yang diberikan. Ketika vaksin tidak memberikan perlindungan yang menyeluruh, keparahan cacar air tetap bisa dikurangi.
Tak perlu khawatir, vaksin cacar air aman untuk anak-anak dan orang dewasa. Sejak vaksin ini tersedia, ada banyak penelitian yang membuktikan bahwa vaksin ini aman dan efektif.
Menurut penelitian, jika seseorang sudah terkena cacar air, maka ia tidak akan terkena lagi. Sebab, sudah terbentuk kekebalan tubuh seumur hidup. Selain itu, virus penyebab penyakit ini akan menetap di dalam tubuh seseorang yang pernah mengalaminya.
Namun, menurut jurnal Pediatrics and Child Health, pada seseorang yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah atau infeksi virus pada serangan yang pertama kali terjadi sangat ringan, hal ini memungkinkan cacar air untuk terjadi kedua kalinya meski sudah pernah mengalaminya. Untuk beberapa kasus, virus varicella zoster ini dapat aktif kembali dengan gangguan yang berbeda, yaitu herpes zoster.
Artikel ini bersumber dari www.viva.co.id.