Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengawas Eksekutif Senior Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Uli Agustina mengatakan, sekitar Rp 294 triliun dana nasabah di perbankan sudah masuk kategori hijau.
Uli mengatakan, laporan ini merupakan pilot project yang diterapkan OJK dalam rangka mengecek portfolio keuangan hijau perbankan.
“Ternyata 20-30 persen sudah masuk kategori hijau. Ini masih taksonomi hijau 1.0 atau tahapan pertama, tahapan ke depan dengan adanya berbagai masukan dari pelaku usaha dan debitur, OJK akan kembangkan secara berkelanjutan sehingga bisa menyasar sektor yang lebih banyak lagi,” kata Uli dalam webinar Katadata SAFE 2022, Rabu (24/8/2022).
Uli menambahkan, OJK akan melanjutkan pilot project dengan 100 debitur menjadi 340 debitur pada 2023.
Selain itu, OJK juga mengembangkan sistem pelaporan online yaitu apolo. Sistem ini adalah pengumpulan informasi yang dilakukan OJK untuk mempermudah pengawasan.
“Pembiayaan proyek hijau memerlukan modal besar dan juga pengembalian yang lama sehingga perbankan kadang sangat memikirkan risiko dan juga mitigasi risiko,” ucap Uli.
Baca juga: Investor Pasar Modal Naik, Bank Jago Fasilitasi Pembukaan Rekening Dana Nasabah di Aplikasi Stockbit
“Karena perbankan itu kan Lembaga intermediary dengan dana dari masyarakat sehingga selalu mempertimbangkan risiko. OJK mendoromg perbankan agar terus meningkatkan pembiayaan di sektor keuangan hijau,” tambahnya.
Chief Sustainability Officer DBS Group Helge Muenkel mengatakan, pihaknya akan mempublikasi laporan dalam waktu dekat kepada publik tentang upaya yang dilakukan Bank DBS untuk mencapai komitmen emisi nol.
“DBS tidak hanya fokus pada perubahan iklim tapi juga ke hal lain terkait sustainability. Kami melakukan kolaborasi dengan klien contohnya memberitahu klien bahwa bisnisnya belum menerapkan net zero. Kami juga mengupayakan agar klien kami ikut menerapkan praktik yang sustainable,” kata Helge.
Baca juga: BSI Kini Jadi Bank Terbesar di Aceh, Nasabah Nambah 2 Juta karena Qanun
Helge Muenkel memandang, Bank DBS hadir untuk menghadapi menghadapi berbagai tantangan keberlanjutan iklim.
Menurut Helge, Menkeu Sri Mulyani mengatakan Indonesia perlu 250 miliar dolar Amerika untuk mencapai target emisi nol. Karena itu, perlu blended finance untuk bisa meraih pendanaan yang dibutuhkan.
Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.