target lifting minyak yang terus melorot ini menjadi biang keladi naiknya harga BBM akhir-akhir ini.

JAKARTA, JITUNEWS.COM- Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS Mulyanto meminta pemerintah serius realisasikan target lifting minyak tahun 2022-2023.

Mulyanto mengatakan hal ini penting agar pemerintah tidak terus menerus berpikir untuk menaikkan harga BBM setiap harga minyak dunia meningkat.

Dia menuding target lifting minyak yang terus melorot ini menjadi biang keladi naiknya harga BBM akhir-akhir ini.

Soal Kenaikan Harga BBM, PKS: Kebijakan Pemerintah Harusnya Pro Rakyat

“Ke depan, Indonesia harusnya dapat menggenjot lifting migas ini untuk mengurangi impor dan defisit transaksi perdagangan sektor migas. Sehingga kita dapat lebih mudah mengendalikan harga BBM di dalam negeri. Apalagi sekarang, dengan akuisisi Blok Rokan dari Chevron, praktis BUMN Pertamina menjadi operator dominan, lebih dari 60 persen lifting hulu migas secara nasional,” ungkapnya di Jakarta, Selasa (23/8/2022).

Namun yang justru terjadi, lanjut Mulyanto, target lifting migas kita terus melorot dari tahun ke tahun.

“Di samping realisasi tahunannya yang juga tidak mencapai seratus persen,” kata Mulyanto.

Mulyanto menambahkan, di sisi lain permintaan migas di dalam negeri tetap tumbuh. Jadi soal migas nasional semakin hari, semakin tergantung dari impor. Sehingga Indonesia menjadi semakin dalam sebagai negara net importer migas.

“Jadi ketika harga migas dunia naik, APBN kita menjadi tertekan. Dulu kita bersorak kalau harga migas dunia naik, karena akan mendapat durian runtuh. Sekarang kalau harga migas naik, kita menjerit. Karena kenaikan harga minyak dunia, cenderung diiringi dengan kenaikan harga BBM di dalam negeri,” terang Wakil Ketua FPKS DPR RI ini.

Ditambahnya selain itu secara nasional jumlah kilang minyak tidak bertambah sejak 40 tahun lalu. Belum ada kilang baru untuk mengolah minyak secara domestik. Akibatnya Indonesia minta tolong negara lain untuk mengolah minyak sendiri untuk keperluan domestik. Ujung-ujungnya menambah biaya.

Untuk diketahui asumsi makro lifting minyak tahun 2023 ditetapkan Presiden Jokowi sebesar 660 barel per hari (BPH) saat menyampaikan Pidato Pengantar APBN 2023, Selasa (16/8), di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI.

Sementara target lifting minyak pada tahun 2022 dan tahun 2021, masing-masing sebesar 703 BPH dan 705 BPH. Terjadi penurunan yang signifikan.

Dengan kebutuhan BBM yang terus meningkat dan lifting yang melorot ini, maka praktis ketergantungan impor BBM kita semakin meningkat setiap tahunnya. Ini semakin menguras APBN ketika harga minyak dunia melejit seperti sekarang ini.

Ribut Soal Kenaikan Harga BBM, Praktisi Migas: Karena Kurang Edukasi


Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.