Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Militer Jepang mempertimbangkan penempatan 1.000 rudal jelajah jarak jauh di sekitar Pulau Nansei di sebelah timur Laut Cina Timur, Minggu (21/8/2022).
Ketegangan antara Tokyo dengan Beijing mulai terjadi setelah, militer China sengaja menembakan lima rudal balistik ke perairan dekat zona ekonomi eksklusif Jepang.
Rudal tersebut jatuh di di kawasan Prefektur Okinawa pada awal Juli lalu, sebagai buntut kunjungan ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS Nancy Pelosi ke Taiwan.
Alasan inilah yang membuat Kementerian Pertahanan Jepang memperketat kawasan perbatasan dengan menempatkan ribuan rudal jelajah jarak jauh jenis standoff Type-12 untuk meningkatkan kemampuan serangan baliknya terhadap China.
Menurut laporan surat kabar Yomiuri, sebelum Jepang mengerahkan rudal tersebut, senjata – senjata tadi sengaja dimodifikasi agar dapat menjangkau wilayah pesisir Korea Utara dan China dengan jarak lebih dari 100 km (62 mil) hingga 1.000 km.
Kementerian pertahanan bahkan dikabarkan juga turut menerjunkan kapal – kapal bersenjata di kawasan perbatasan pantai China dan Korea Utara.
Sebelumnya Pemerintah Jepang mengusulkan serangan balik pada China, negara matahari terbit itu telah lama menahan diri untuk tidak mengerahkan rudal jarak jauh dalam melakukan serangan di tanah asing.
Baca juga: Jepang Serius Pertimbangkan Aturan Mengungsi Bagi Warganya Jika Terjadi Perang
Namun ketegangan di kawasan perbatasan usai kunjungan Ketua DPR AS telah memaksa Jepang untuk membela diri dengan mengeluarkan angkatan militernya.
Memanasnya hubungan Tokyo dengan Pyongyang juga menjadi faktor pendukung mengapa negeri Sakura ini mulai mengaktifkan kembali strategi keamanan nasionalnya.
Korea Utara juga secara terang-terangan kerap memberikan ancaman pada Jepang dengan melakukan pengujian ratusan senjata nuklir serta rudal hipersonik.
Alasan tersebut yang memicu kekhawatiran Pemerintah Tokyo.
Baca juga: AS, Australia dan Jepang Kompak Desak China Hentikan Latihan Militer di Perairan Taiwan
“Jepang akan secara drastis memperkuat kemampuan pertahanannya dalam lima tahun, tanpa mengesampingkan opsi apa pun, termasuk kepemilikan kemampuan serangan balik.” jelas Perdana Menteri Fumio Kishida, dikutip Japantimes.
Meski perwakilan dari Kementerian Luar Negeri Jepang tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters, namun menurut informasi yang beredar rencananya senjata rudal tersebut akan mulai diluncurkan Jepang pada akhir Agustus ini.
Dengan cara ini Jepang dapat memperkuat kawasan perbatasannya dari ancaman China maupun Korea Utara.
Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.