TRIBUNNEWS.COM – Hampir setiap manusia pernah mengalami rasa nyeri di bagian tubuh tertentu. Rasa nyeri muncul sebagai sinyal dari tubuh bahwa ada hal yang salah pada jaringan tertentu dan diperlukan penanganan yang tepat untuk mengobatinya.

Jika keluhan nyeri yang dialami berlangsung lebih dari 12 minggu bahkan ketika penyebab utama nyeri telah diatasi, kondisi tersebut termasuk sebagai nyeri kronis yang juga bisa menyebabkan rasa tidak nyaman baik secara fisik maupun emosional. Kasus seperti ini disebut nyeri neuropatik.

Laporan The American Chronic Pain Association mendefinisikan nyeri neuropatik sebagai keadaan nyeri kronis kompleks yang dihasilkan dari kerusakan sistem saraf setelah cedera atau penyakit.

Gejala nyeri kronis

Gejala dari nyeri kronis dapat berupa rasa sakit yang tajam, intens, atau menusuk. Jika tidak segera diatasi, dalam jangka panjang nyeri kronis dapat berdampak pada menurunnya produktivitas dan kualitas hidup pasien. Maka dari itu, nyeri kronis umumnya memerlukan perawatan medis lebih lanjut.

Diagnosa dan penanganan nyeri kronis

Nyeri merupakan hal yang subjektif dan dapat berbeda antara satu orang dengan yang lain. Hal ini pun turut berlaku dengan pengobatan nyeri kronis. Bisa jadi suatu pengobatan yang berhasil untuk satu orang mungkin tidak berhasil untuk orang lain.

Menegakkan diagnosa nyeri pun menjadi tahap yang sangat penting dilakukan untuk menentukan terapi yang sesuai dengan kondisi pasien. Untuk itu, Mayapada Hospital Orthopedic Center menyediakan rangkaian pelayanan lengkap mulai dari diagnosa, terapi, dan bedah ortopedi.

Salah satu penanganan nyeri kronis adalah dengan terapi neuromodulasi, yaitu terapi yang bekerja langsung pada saraf dengan merubah aktivitas saraf melalui pengiriman stimulus (berupa sinyal listrik) pada area yang ditargetkan.

Untuk kasus nyeri kronis, terapi neuromodulasi paling banyak diaplikasikan dengan menggunakan alat yang disebut Spinal cord stimulation.

Dokter Spesialis Orthopaedi Konsultan Spine (tulang belakang), dr. Starifulkani, SpOT(K)Spine dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan menjelaskan, Spinal cord stimulation adalah teknik yang paling mutakhir dan efektif dalam meredakan nyeri neuropatik kronis yang dalam jangka panjang dapat memperbaiki kualitas hidup pasien.

Pengobatan Spinal Cord Stimulation

Spinal cord stimulation adalah alat yang ditanam di bawah kulit yang dapat menghasilkan dan mengirimkan stimulus listrik bertegangan rendah ke spinal cord/sumsum tulang belakang untuk meredakan nyeri.

Alat ini terdiri dari elektroda dan generator, di mana elektroda nantinya akan ditempatkan di antara spinal cord dan tulang belakang (epidural space), sementara generator akan ditempatkan di bawah kulit pada area di dekat bokong atau perut.

Spinal cord stimulation memungkinkan pasien untuk mengirimkan stimulus listrik dengan bantuan remote control ketika pasien merasakan nyeri. Arus listrik bertegangan rendah akan mengalir dari generator ke saraf dan kemudian menghambat sinyal rasa sakit.

Spinal cord stimulator digunakan apabila pengobatan nyeri secara konvensional non bedah tidak dapat meredakan nyeri. Alat ini dapat digunakan untuk mengobati berbagai jenis nyeri kronis, seperti diabetic neuropathy pain atau nyeri akibat neuropati diabetes.

Neuropati diabetes yaitu kerusakan saraf yang disebabkan oleh kadar gula darah yang tinggi yang umumnya merusak saraf di tungkai dan kaki. Nyeri ini merupakan komplikasi dari penyakit diabetes yang dapat dialami oleh 50 persen dari penderita diabetes.

Gejala yang dialami antara lain kesemutan, mati rasa, nyeri tajam, kelemahan otot, dan masalah pada kaki seperti luka, infeksi, dan gangguan sendi.

Selain nyeri akibat neuropati diabetes, nyeri kronis lain yang dapat diterapi dengan Spinal Cord Stimulation, yaitu Persistent spinal pain syndrome (Sindrom nyeri tulang belakang yang menetap), Complex regional pain syndrome (Sindrom nyeri regional kompleks yang biasanya dirasakan pada tangan dan kaki), serta Cancer pain atau nyeri akibat kanker.

Spinal cord stimulation lebih murah dibandingkan konsumsi obat

Dalam berbagai penelitian dikatakan bahwa dari segi ekonomi, penggunaan Spinal cord stimulation untuk terapi nyeri kronis akan lebih murah dibandingkan dengan konsumsi obat jenis opioid jangka panjang.

Selain itu, juga terdapat pertimbangan bahwa obat jenis opioid dapat menimbulkan berbagai efek samping yang berarti jika dikonsumsi dalam jangka panjang, seperti pusing, mual, muntah, konstipasi, ketergantungan, dan gangguan pernapasan.

Namun, perlu diketahui, menurut dr. Starifulkani, SpOT(K)Spine, keberhasilan teknik ini tergantung pada ketepatan indikasi dan penguasaan teknik dalam penempatan elektroda pada titik tulang belakang yang tepat. 

Untuk itu dalam proses memasang alat ini, seorang dokter memerlukan pelatihan khusus dalam hal interventional pain management di mana pemasangan alat ini dilakukan dengan menggunakan guidance x-ray.

Sebagai informasi, Mayapada Hospital Orthopedic Center memiliki tim yang telah terkualifikasi dan radiografer berpengalaman yang siap menangani x-ray, ultrasound, dan scan MRI. Hasilnya kemudian akan dinilai oleh konsultan terkemuka dari Mayapada.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai berbagai layanan penanganan nyeri kronis yang dimiliki Mayapada Hospital serta jadwal praktek dokter terkait, Anda bisa mengunjungi link berikut.

“Jika Anda merasakan nyeri kronis dan pengobatan manajemen nyeri Anda saat ini tidak efektif, konsultasikan kondisi Anda untuk melihat apakah terapi Spinal Cord Stimulation dapat membantu,” ujar dr. Starifulkani, SpOT(K)Spine.


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.