Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, COLOMBO – Kementerian Pendidikan Sri Lanka meliburkan anak-anak sekolah pada Minggu ini berlaku untuk semua sekolah pemerintah maupun swasta di negara itu sebagai ekses buruk dari krisis energi.
Krisis bahan bakar di Sri Lanka membuat sektor pendidikan ikut terdampak, anak-anak kesulitan berangkat ke sekolah karena sulitnya transportasi umum mendapatkan bahan bakar di stasiun pengisian BBM.
Dailymirror.lk, Senin (4/7/2022) menyebutkan, Kementerian Pendidikan Sri Lanka menyampaikan kesempatan anak-anak Sri Lanka bersekolah yang hilang selama minggu ini akan dimasukkan ke dalam masa liburan sekolah berikutnya.
Sebelumnya, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Anak Sri Lanka mengklaim bahwa baik guru dan anak-anak di negara itu kini kesulitan bersekolah karena kelangkaan bahan bakar.
Lembaga pendidikan itu pun mengatakan sistem pembelajaran online berpotensi menjadi solusi alternatif yang dapat dipilih hingga negara tersebut berhasil mengatasi serangkaian kesulitan yang menantang ini.
Kendati demikian, mereka menyampaikan dalam sebuah pernyataan bahwa pembelajaran online tetap memiliki kelemahan.
Baca juga: Krisis Energi di Sri Lanka Makin Menjadi-jadi, Berlakukan Lagi Pemadaman Listrik 3 Jam
Namun mengingat terbatasnya jumlah dan mode pengganti yang tersedia untuk memberikan pendidikan tanpa adanya gangguan, maka pembelajaran online dianggap dapat memenuhi tujuan tersebut.
“Bimbingan dan pengawasan yang tepat dengan dukungan organisasi akan menghindari hari-hari sekolah yang tidak diinginkan. Sebagian besar guru, termasuk mereka yang ada di sektor paling pedesaan cukup fasih dengan platform pembelajaran online, oleh karena itu mendukung tujuan baik ini akan menjadi kegiatan yang tidak terlalu membosankan,” kata sekolah tinggi tersebut.
Baca juga: BBM Langka, Anak-anak di Sri Lanka Sulit ke Sekolah
Para pembuat kebijakan, kata mereka, akan menghargai pro dan kontra yang muncul dari setiap jenis pendidikan di lembaga yang berbeda.
Hal itu karena akan ada lebih banyak masalah transportasi yang mungkin terjadi di masyarakat perkotaan, di mana teknologi mungkin menjadi alat terbaik yang dapat digunakan jika dibandingkan dengan masyarakat pedesaan.
Baca juga: Sri Lanka Berharap Bahan Bakar Impor Tiba Pekan Ini
“Kami, di Sekolah Tinggi Dokter Anak Sri Lanka bersedia bergandengan tangan dengan Kementerian Pendidikan dan pemerintah dalam tugas yang membosankan ini untuk mengatasi tantangan yang mungkin dihadapi dalam memberikan layanan pendidikan,” jelas sekolah tinggi tersebut.
Terkait fenomena kelangkaan bahan bakar yang terjadi di Sri Lanka, kata mereka, transportasi menjadi yang paling terdampak, karema guru dan anak-anak menghadapi kesulitan untuk bersekolah.
“Sekolah-sekolah ditutup pada beberapa kesempatan karena kurangnya moda untuk bepergian bagi para siswa, ini tentu menambah kesengsaraan yang dilihat sebagai sisa dari pandemi virus corona (Covid-19),” sebutnya.
Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.