Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pemerintah masih bertahan untuk tidak menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite.
Presiden mengingatkan, perang antara Rusia dan Ukraina mempengaruhi harga pangan dan energi di dunia. Saat sebelum pandemi Covid-19, harga minyak dunia 60 dolar Amerika Serikat (AS) per barel.
Sekarang harga minyak dunia menyentuh di kisaran 100 dolar AS per barel. Bahkan, sempat menyentuh 120 dolar AS per barel.
Baca juga: Di Hadapan DPR Bos Pertamina Ungkap Harga Keekonomian BBM, Pertalite Harusnya Rp 17.200 per Liter
“Sudah (naik) dua kali lipat. Hati-hati. Negara kita ini masih kita tahan untuk tidak menaikan yang namanya Pertalite. Negara lain, BBM, bensin, itu sudah di angka Rp 31 ribu,” ujar Jokowi saat acara Peringatan Hari Keluarga Nasional di Medan, Sumatera Utara, (7/7/2022).
Presiden mencontohkan di Jerman dan Singapura harga BBM menyentuh Rp 31 ribu per liter. Di Thailand Rp 20 ribu per liter.
Harga-harga tersebut jauh berbeda dengan harga Pertalite di Indonesia. Hal tersebut lantaran Pertalite disubsidi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Kita masih Rp 7.650. Karena apa? Disubsidi oleh APBN. Jangan tepuk tangan dulu. Ini kita masih kuat, dan kita berdoa supaya APBN masih kuat memberi subsidi. Kalau sudah tidak kuat, mau gimana lagi? Ya kan? Kalau BBM naik ada yang setuju? Tidak. Pasti semua akan ngomong tidak setuju,” ujar Jokowi.
Namun, Presiden mengingatkan bahwa Indonesia masih impor separuh kebutuhan BBM, yakni 1,5 juta barel. Artinya, jika harga BBM dunia naik, maka Indonesia harus membayar lebih banyak.
“Supaya kita ngerti masalah ini. Gas juga sama, internasional sudah naik lima kali. Gas kita impor juga gede banget,” ujar Jokowi.
Baca juga: Mobil dengan Mesin 1.500 CC ke Bawah Masih Boleh Beli Pertalite
Diketahui, saat ini harga minyak mentah dunia turun ke bawah level 100 dollar AS per barel pada Rabu (6/7/2022) waktu setempat. Penurunan harga minyak dunia terjadi menyusul kekhawatiran akan resesi global yang semakin meningkat.
Mengutip New York Times, harga patokan minyak mentah Brent turun 3 persen menjadi 99,61 dollar AS per barel. Demikian juga dengan harga minyak mentah, West Texas Intermediate (WTI) yang mengalami penurunan 1 persen menjadi 98,53 dollar AS.
Louise Dickson, analis senior di Rystad Energy mengatakan, harga minyak mentah dunia sempat naik 120 dollar AS per barel bulan lalu, namun dalam dua pekan belakangan terjadi penurunan yang konsisten.
Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.