Bagi sebuah bangsa umur 77 tahun mungkin belum cukup untuk mewujudkan cita-citanya.

Tidak terasa bangsa Indonesia akan berumur 77 tahun. Dua hari ke depan, yaitu pada tanggal 17 Agusut, 2022, kita bangsa Indonesia akan merayakan kemerdekaan yang ke-77. Untuk ukuran manusia umur 77 tahun tidaklah muda. Tetapi bagi sebuah bangsa umur 77 tahun mungkin belum cukup untuk mewujudkan cita-citanya. Seluruh komponen bangsa mungkin belum bisa menjawab pada umur keberapa cita-cita bangsa Indonesia, yang merdeka, bersatu berdaulat, adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Berbagai pertanyaan pantas kita masukkan dalam pikiran kita sebagai renungan memasuki umur yang ke 77 ini. Misalnya apakah kita benar-benar telah merdeka secara politik ekonomi, keuangan perdangan dan seterusnya. Apakah keadilan sudah benar-benar tercipta di bumi Indonesia? . Apakah kita benar-benar berdaulat di bidang enerji, pangan?.

Pentingnya memperkuat Persatuan

Pada saat menjelang HUT Kemerdekaan kita selayaknya membuka Pembukaan UUD 1945, merenungi Pancasila dan Batang tubuh UUD 1945 dan sejarah bangsa Indonesi agar kita selalu ingat dari mana kita berasal, apa tujuan kita bernegara dan saaat ini kita sampai di mana. Dari berbagai tujuan seperti kedaulatan , keadilan kesejahteraan kemerdekaan dan persatuan, yang terakhir ini sangat sering atau paling sering didengungkan, mengapa? Tidak pelak pesan persatuan ini terus kita dengungkan mengingat bahwa bangsa Indonesia ini merupakan bangsa majemuk terdiri dari 714 suku dan berbicara 1001 bahasa daerah yang berbeda dan 6 agama resmi dan berbagai aliran kepercayaan yang tersebar di lebih dari 17. 000 pulau besar dan pulau kecil. Dengan kemajemukan ini, mustahil bangsa Indonesia bisa eksis dan maju tanpa adanya persatuan.

Tuntut Pencabutan UU Ciptaker, Jumhur Bakal Terjunkan Jutaan Massa ke Jalan

Sejarah telah mengajarkan kepada kita bahwa persatuan bangsa Indonesia telah mengalami beberapa cobaan dalam bentuk ketegangan dan konflik baik yang bersifat politik, agama dan etnis . Konflik tersebut telah memakan korban harta benda dan jiwa dan yang mengancam terhadap integritas bangsa. Oleh karena itu menjelang perayaan hari kemerdekaan yang ke 77 ini tidak bosan-bosannya kita mengingatkan agar bangsa Indonesia tetap menjaga, merawat dan memperkuat persatuan ini. Karena persatuan merapakan prasyarat mutlak bagi tercapainya visi-visi lain: merdeka berdaulat, adil dan makmur.

Berbagai caranya kita merawat, mempertahankan dan memperkuat persatuan/ Bagaimana caranya kita mempererat dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Pertama kita harus terus bersama-sama untuk berpegang kepada Pancasila sebagai indeologi bangsa dan UUD 1945 sebagai Konstitusi negara. Kerena dengan berpegang kepada Pancasila dan UUD 1945 bangsa Indonesia akan mempunyai visi dan tujuan yang sama sebagaigaman tercantum dalam UUD 1956.

Kedua, bangsa Indonesia harus terus memupuk kebersamaan, toleransi diantara warga bangsa. Karena hanya dengan toleransi dan kebersamaan bangsa Indonesia akan bersatu, bersama-sama kompak dalam menghadapi tantangan bangsa.Toleransi artinya saling memahami, saling mengerti, dan saling membuka diri dalam bingkai persaudaraan. Selanjutnya sikap toleransi ini akan mendorong terhadap tercapainya kebersamaan dan sikap saling tolong menolong . Sikap ini telah berhasil memotivas bangsa Indonesia dalam berjuang melawan Covid 19

Tantangan Mendesak

Walaupun bangsa Indonesi sudah berhasil mengatasi bahwa Pandemi Covid 19, kita belum bisa berbangku tangan. Karena kita masih akan menghadapi berbagai tantangan yang bersifat global  dan tantangan yang bersumber dari even politik nasional. Sebagaimana disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, dunia akan menghadapi triple krisis, yaitu krisis pangan, krisis enerji dan krisis keuangan. 60 negara tengah dalam situasi yang sulit atau terancam bangkrut. Dari 60 negara 40 di antaranya berada dalam bahaya berpotensi sebagai negara gagalDunia menghadapi tantangan yang lebih kompleks. Krisis ini bersumber dari masa pemulihan ekonomi dan perang rusia ukrainan yang menghambat pasokan enerji dan bahan baku. Dampak riil yang kita rasakan adalah lonjakan harga BBM dan bahan-bahan sehari, hari. Seperti Minyak Goreng , Terigu dan lain-lain.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto, Kemungkinan Indonesia untuk terseret arus resesi global sangat kecil hal ini karena struktur ekonomi Indonesia yang ditopang konsumsi domestik yang baik. Situasi ini patut disyukuri. Namun demikian kita tidak boleh lengah terhadap dampak proyeksi stagfalsi dan dan resesi ekonomi global. Dampak konkritnya yang tidak menyenangkan adalah kenaikan harga BBM dan Harga Bahan kebutuhan pokok lainnya seperti Migor, dan Tepung Terigu dan sangat berpengaruh terhadap konsumsi masayarakat dan berpotensi mengkatka kemiskinan struktural. Dampak juga bepotensi menimbulkan kesulitan kehidupan baru yang dihadapi oleh masyarakat . Jika tidak kita antisipasi, kesulitan ini bepotensi akan menimbulkan kerawanan sosial dan mengancam persatuan bangsa Indonesia.

Tantangan kedua adalah persiapan penyelenggaraan Pemilu Serentak 2024. Seperti biasa hajatan ini diawalai dengan mobiliasai politik, persiapan administrsi. Rutinitas hajatan Pesta Demokrasi Pemilu Serentak biasnya diwarnai dengan ketegangan-ketegangan yang bisa mengancam keamanan, dan persatuan. Sesuatu yang mustinya kita hindari, karena hakekat Pemilu adalah prosedur demokrasi untuk menciptakan kehidupan yang aman damai, bersatu, sejahtera.

Misi Perayaan Kemerdekaan: Mengatasi Tantangan

Peringatan Kemerdekaan Indonesia yang ke 77 ini, mengingatkan kepada bangsa Indonesia bahwa persatuan dan kesatuan yang dibangun dari toleransi, kebersamaan dan gotong royong telah berhasil mengatasi berbagai krisis multi dimensi seperti krisi politik dan militer pada awal-awal kemerdekaan, krisis ekonomi dan juga bencana termasuk di bidang kesehatan. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus yakin bahwa persatuan, kesatuan daei segenap elemen anak bangsa akan mampu menghadapi potensi krisis sebegaimana diingatkan oleh Presiden.

Dalam menghadapi dinamika politik yang sudah mulai menghangat, perlu diingat jangan sampai partisipasi politik misalnya dalam mendukung calon, partai tertentu menabrak prinsip toleransi , kebersamaan dan mengancam persatuan. Dari pro kontra tentang politik identitas yang disampaikan oleh beberapa tokoh belakangan ini, semua pihak sepakat agar jangan sampai penggunaan politik identitas, politik primordial seperti factor-faktor Suku, Agama dan Ras dan antar golongan mengancam kerukunan dan persatuan yang menjadi ruh dari eklsistensi bangsa Indonesia. Momentum perayaan kemerdekaan yang ke 77 ini harus mampu mengingatakan bangsa Indonesia terhadap tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam alinea kedua Pembukaan UUD 1945 bahwa perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yangberbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

 

*Penulis: Dr. Sri Yunanto (Dosen Magister Ilmu Politik, FISIP, Universitas Muhammadiyah Jakarta)

 

Luhut Anggap Orang yang Samakan RI dengan Sri Lanka Sakit Jiwa


Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.