Kamis, 11 Agustus 2022 – 07:53 WIB

VIVA Politik – Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menuturkan bahwa Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo akan kalah jika tak diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada pemilu tahun 2024.
 
Pangi dalam Diskusi publik “Ganjar Bakal Tumbang Jika Keluar Kandang?” yang diselenggarakan oleh Lingkar Diskusi Indonesia (LiDI), di Bakoel Koffie, Jakarta, Rabu, 10 Agustus 2022, mengatakan, elektabilitas Ganjar masih tertinggi di sejumlah survei.
 
Data Voxpol pada April 2022 menunjukkan bahwa pemilih Joko Widodo (Jokowi) dan Ma’ruf Amin pada Pemilu 2019 memilih Ganjar dengan angka sebesar 74 persen. Keterikatan antara partai dengan figur itu tersambung (connect). “Data yang menarik juga dimana tahun 2019 pemilih PDIP ada 54 persen yang memilih Ganjar,” kata Pangi.

Ganjar akan kalah
 
Selain elektabilitas, ada juga fenomena saat partai menjadi preferensi pemilih. Pangi menerangkan hal ini dapat dilihat di Jawa Tengah, saat partai lebih besar daripada figur.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo orasi di acara Mahasiswa Baru (Maba) UGM.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo orasi di acara Mahasiswa Baru (Maba) UGM.

 
“Siapa pun yang diusung oleh PDIP maka akan menang, seperti di Jawa Tengah. Artinya, pilihan partai dan figur bisa berpengaruh, Ganjar akan kalah jika tidak diusung oleh PDIP. Ketergantungan Ganjar dengan PDIP besar sekali. Walaupun ada partai lain yang ingin mengusung Ganjar, faktanya elektabilitasnya tidak sebesar jika Ganjar diusung oleh PDIP,” ujar Pangi.
 
Hingga saat ini, kata Pangi, Ganjar masih tetap pada pendirian loyal kepada PDIP. “Ganjar saat ini belum mengikuti kegiatan partai mana pun, sehingga kemungkinan jika tidak diusung PDIP maka tidak akan maju,” katanya lagi.
 
Mewakili karakteristik Jokowi

Direktur Eksekutif Indo Strategic Akhmad Khairul Umam mengatakan, Ganjar saat ini masih memegang elektabilitas tertinggi di sejumlah survei pilpres 2024, namun elektabilitasnya belum pada fase yang mendominasi karena ada tiga nama yang cukup kompetitif, yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo.

Presiden Jokowi dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo

Presiden Jokowi dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo

 
“Ganjar mewakili karakteristik keberlanjutan dari kepemimpinan Jokowi. Yang menjadi kendala adalah praktis figur yang bukan pemegang kekuatan utama. Ada dinamika yang cukup serius dan kritis terhadap Ganjar yang berimplikasi apakah Ganjar akan diusung atau tidak oleh PDIP,” kata Umam.
 
Menurutnya, potensi Ganjar maju di pilpres 2024 bisa melalui beberapa skema, di antaranya skema dengan tetap berada di PDIP.

Ganjar harus mengukur diri
 
Partai Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PAN, dan PPP, kata dia, bisa jadi kendaraan alternatif politik yang membawa Ganjar masuk ke kontestasi Pemilu 2024.

Ketua DPP PDIP Puan Maharani

Ketua DPP PDIP Puan Maharani

 
Namun, karena pada Rakernas II PDIP beberapa waktu yang lalu ada statement keras dari Megawati yang membuat Ganjar “set back”.
 
“Ke depan, menurut saya, Ganjar tetap berada di PDIP, jika ada dinamika dalam internal PDIP itu harus diselesaikan– ini yang pertama. Yang kedua, Ganjar harus mengukur diri. Lingkaran Puan Maharani cenderung ingin mengusung Puan, karena Puan sudah memupuk mesin partai sejak lama,” kata Umam.
 
Menurut dia, Puan memiliki kans yang cukup baik, karena pemilih PDIP adalah sukarnois. Dia berharap Puan tetap menggenjot elektabilitasnya dan mengonsolidasikan struktur partai untuk elektabilitas tersebut.
 
Umam juga meyakini bahwa Ganjar akan tetap patuh pada PDIP. Lagi pula dia masih menjabat gubernur Jawa Tengah. Selain itu, Presiden diharapkan tetap berada di tengah untuk memberikan ruang yang setara kepada figur-figur potensial. “Saat ini restu Bu Mega akan menentukan siapa yang menjadi capres dari PDIP, kuncinya ada di Bu Mega,” kata Umam. (ant)

Artikel ini bersumber dari www.viva.co.id.