Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Profesor Dr. apt. Syamsudin, M.Biomed menekankan perlunya dilakukan hilirisasi hasil-hasil riset dari perguruan tinggi agar bisa diimplementasikan dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

Profesor Dr. apt. Syamsudin, M.Biomed mengatakan, Fakultas Farmasi Universitas Pancasila (UP), Jakarta, sejak beberapa waktu lalu menjalin kerja sama dengan perusahaan farmasi Nucleus Farma untuk hilirisasi hasil riset oleh dosen dan mahasiswa di fakultas ini.

“Kita lakukan hilirisasi hasil riset di Fakultas Farmasi yang ke depannya bekerja sama dengan industri, salah satunya bekerja sama dengan Nucleus Farma. Dengan ini hasil riset dari kampus tidak hanya berhenti di publikasi hasil riset tapi sudah masuk hilirisasi berupa produk,” ujar Profesor Dr. apt. Syamsudin, M.Biomed usai dilantik sebagai Dekan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila periode 2022-2026 di aula Fakultas Farmasi UP, Rabu (20/7/2022).

Baca juga: Perlukah Legalisasi Ganja untuk Medis di Indonesia? Ini Pendapat Guru Besar Fakultas Farmasi UGM

Terkait dengan strategi hilirisasi hasil riset, Prof Syamsudin mengatakan, saat ini fakultasnya fokus pada pengembangan bahan baku fukoidan dari rumput laut coklat yang berdasar hasil riset yang dilakukan selama ini, sangat kaya manfaat bagi kesehatan.

“Fokus kami saat ini adalah pengembangan bahan baku fukoidan dari rumput laut cokelat. Kita tahu Indonesia itu megadiversity, sumber kekayaan alamnya cukup melimpah namun sangat disayangkan kita belum mampu memproduksi fukoidan ini.”

“Padahal manfaatnya sangat banyak. Antara lain untuk kardiovaskuler, anti platelet (mencegah penggumpalan darah), antiislipidemia, anti tukak dan sebagainya. Jadi, sayang sekali kita belum bisa mengembangkan bahan baku dari rumput laut ini,” ujarnya.

Selain dengan Nucleus Farma, untuk hilirisasi hasil riset di kampus, Fakultas Farmasi Universitas Pancasila juga menjalin kerjasama dengan Biofarma.

Baru-baru ini Prof Syamsudim mendapatkan rekor MURI bersama Nucleus Farma karena keberhasilan risetnya yang bermanfaat bagi masyarakat dan hingga kini digunakan di banyak rumah sakit pemerintah dan swasta.

Penelitian tersebut terkait poliherbal pertama yang berperan sebagai terapi adjuvant untuk meningkatkan efektivitas pengobatan standar Covid-19 dan mencerminkan kolaborasi bagus antara akademisi, praktisi, pelaku usaha, dan pemerintah.


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.