Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Bank sentral Inggris atau Bank of England (BoE) diprediksi akan kembali mengerek naik suku bunga acuan di negaranya untuk menahan laju inflasi yang terus naik di Inggris.
Harga-harga pangan di Inggris saat ini melonjak tajam, begitu juga harga jual energi akibat gejolak ekonomi imbas dari konflik Brexit, pandemi Covid-19 dan perang di Ukraina.
Laju inflasi Inggris saat ini mencapai 9,1 persen. Lonjakan inflasi Inggris ini bahkan jadi yang tertinggi sejak 40 tahun terakhir.
Bank of England diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar setengah persen pada pertemuan tanggal 4 Agustus 2022, menurut Financial Times.
Langkah tersebut diambil setelah BoE menghitung percepatan laju inflasi di Inggris yang berjalan pesat sebanyak 11 persen pada Oktober mendatang.
Baca juga: The Fed Diprediksi Kembali Kerek Suku Bunga, Pasar Saham Berpotensi Terkoreksi
Pernyataan ini juga didukung oleh adanya survei yang dilakukan keanggotaan Institute of Directors (IoD ) pada para pengusaha di Inggris.
Dimana dalam survei tersebut sebanyak dua pertiga para pelaku bisnis diketahui telah menaikan upah para karyawannya sebesar 5,1 persen, sebagai imbas dari kenaikan inflasi di Inggris.
Baca juga: Bank Sentral di Banyak Negara Diprediksi Kembali Kerek Suku Bunga demi Atasi Tekanan Inflasi
Hal inilah yang membuat BoE berencana menaikan kembali suku bunganya untuk menekan laju inflasi.
“Kami ingin melihat Bank of England memfokuskan pesannya pada saat mereka memperkirakan tingkat inflasi mulai turun lagi, untuk menopang kembali ekspektasi dan memajukan tanggal di mana para pemimpin bisnis percaya bahwa kita melalui yang terburuk,” Kitty Ussher, kepala ekonom IoD.
Meski masih tahap wacana namun dengan menaikkan kembali suku bunganya, ekonomi di Inggris harap bisa kembali stabil.
Baca juga: Inflasi Melonjak 78,62 Persen, Fitch Pangkas Peringkat Utang Turki dari B+ ke B
Sebagai informasi, kenaikan tersebut bukan kali pertama yang dilakukan BoE sebelumnya bank sentral ini telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 1,25 persen pada awal Juni 2022.
Namun langkah tersebut tampaknya belum cukup mampu menahan percepatan inflasi di Inggris, apabila konflik ekonomi di pasar global terus bergejolak Ussher memprediksi Inflasi di Inggris bisa terkerek naik 45 persen di musim semi berikutnya.
Hal ini tentunya dapat merusak pertumbuhan dan investasi para pelaku bisnis di seluruh wilayah Inggris.
Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.