TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan hari ini, Senin 11 Juli 2022 diprediksi akan menguat.
Pada perdagangan Jumat lalu (8/7/2022) IHSG ditutup menguat 87,63 poin atau 1,32 persen ke level 6.740,22.
Sejumlah saham diperkirakan akan menjadi penyokong penguatan IHSG hari ini, antara lain karena faktor eksternal.
Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, Wall Street berakhir flat di perdagangan akhir pekan lalu setelah merespons data non-farm payroll yang sebesar 372.000 di Juni 2022.
Data non-farm payroll jauh lebih tinggi dari perkiraan yang sebesar 268.000 dengan tingkat pengangguran yang stabil di level 3,6 % di Juni 2022.
Masih dari eksternal, inflasi konsumen China naik ke 2,5 % yoy di Juni 2022 dari 2,1 % yoy di Mei 2022. Sementara laju inflasi produsen China turun ke 6,1 % yoy di Juni 2022 dari 6,4 % yoy di Mei 2022.
“Data ini dapat menjadi indikasi awal bahwa tekanan harga dari sisi produsen mulai mereda, sementara demand masyarakat Tiongkok relatif terjaga di Juni 2022,” tulisnya dalam riset, Minggu (10/7/2022).
Baca juga: Semua Indikator Perdagangan Saham di BEI Merah Sepekan, IHSG Anjlok 0,8 Persen
Mempertimbangkan sentimen eksternal tersebut dan terbentuknya rising window pada pergerakan IHSG di Jumat (8/7), IHSG berpotensi lanjutkan penguatan ke 6.800 di hari ini.
Namun untuk sepekan ke depan, IHSG diperkirakan masih fluktuatif di atas support 6.600-6.630.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan melihat secara teknikal candlestick membentuk higher high dan higher low dengan stochastic yang membentuk goldencross di sekitar area oversold mengindikasikan potensi penguatan.
Baca juga: IHSG Jumat Pagi Melonjak 1,01 Persen ke 6.720, Saham ADRO Melesat 3,25 Peren
“Di awal pekan investor akan mencermati beberapa data ekonomi dari China serta data retail sales Indonesia,” tambah Dennies.
Dennies menyebutkan, ada beberapa saham yang dapat diamati hari ini, antara lain PGAS, TOWR, dan DSNG. Sementara Valdy menilai pelaku pasar dapat kembali memperhatikan saham-saham komoditas dan pelayaran, terutama LSIP, SSMS, KRAS, INCO, UNTR, dan SMDR.
“Pelaku pasar juga dapat memperhatikan peluang technical rebound lanjutan jangka pendek pada ARTO, BBCA, BBRI, BBKP, dan PNBS seiring pergerakan nilai tukar Rupiah yang terjaga di bawah level psikologis Rp 15.000, jelang FOMC the Fed pada 15 Juni 2022,” ujarnya.
Laporan Reporter Sugeng Adji Soenarso | Sumber: Kontan
Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.