Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, HONGKONG – Hongkong sedang mempertimbangkan untuk mempersingkat persyaratan karantina Covid-19 bagi para pelancong.

Dikutip dari Reuters, Rabu (6/7/2022) Kepala Eksekutif Hongkong, John Lee mengatakan, karantina Covid-19 singkat bagi para pelancong untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 dan mencegah agar layanan rumah sakit tidak kolaps.

“Saya sadar akan kebutuhan Hongkong untuk tetap terbuka dan nyaman bagi para pelancong, tetapi juga penting bahwa kita mengatasi risiko pada saat yang sama,” kata Lee

Lee juga telah menginstruksikan Menteri Kesehatan Hong Kong Lo Chung-mau untuk memperpendek karantina wajib bagi para pelancong, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

“Saya memberinya waktu untuk melihat statistik sehingga dia akan merumuskan beberapa opsi yang mungkin kami pertimbangkan,” ujar Lee.

Hong Kong yang memiliki beberapa pembatasan perjalanan paling ketat di dunia telah melaporkan jumlah kasus harian sekitar 2.000 infeksi dalam seminggu terakhir, tanpa aturan yang diperketat.

Jumlah tersebut akan membuat Hong Kong melakukan pembatasan yang lebih ketat pada aktivitas penduduk sehari-hari.

Baca juga: Kisah Ibu di Hongkong Dipisahkan dari Bayinya yang Terpapar Covid-19, Sempat Diusir Pihak RS

Kota ini masih memberlakukan karantina di hotel selama tujuh hari pada saat kedatangan, dengan biaya sendiri, dan mewajibkan serangkaian formulir dan persyaratan pengujian yang ketat dari penumpang yang masuk ke Hong Kong.

Di sisi lain, maskapai akan menghadapi penangguhan jika mereka membawa terlalu banyak penumpang yang dites positif Covid-19 setelah mendarat,

Sementara itu, Hong Kong secara resmi telah melaporkan lebih dari 1 juta kasus infeksi Covid-19 dan lebih dari 9.000 kematian.

Baca juga: Pekerja Migran Indonesia di Madiun yang Datang dari Hongkong Terpapar Covid-19 Varian Omicron

Hal ini membuat Hong Kong menjadi salah satu negara dengan tingkat kematian tertinggi di dunia sejak awal pandemi.

Beberapa ahli epidemiologi memperkirakan lebih dari 4 juta orang di kota berpenduduk 7,4 juta itu mungkin telah terinfeksi Covid-19.

Pejabat kesehatan mengatakan, saat ini rumah sakit kota tidak berada di bawah tekanan signifikan, meskipun kasus Covid-19 mulai meningkat lagi.


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.