Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menghadiri pelantikan pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Taruna Merah Putih (TMP) Provinsi Jawa Barat di Bandung, Senin (11/7). Foto: DPP PDIP
jpnn.com, BANDUNG – Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menginstruksikan kader untuk tidak terpengaruh dengan manuver politik tingkat elite untuk kepentingan pencapresan. Dia meminta para kader untuk bergerak ke bawah menyerap aspirasi masyarakat.
“Biarkan yang lain berdansa politik, tugas kita ialah turun ke bawah bersama rakyat tanpa henti, menjadi bagian dari solusi,” kata Hasto saat menghadiri pelantikan pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Taruna Merah Putih (TMP) Provinsi Jawa Barat di Bandung, Senin (11/7).
Politikus asal Yogyakarta itu menilai setiap organisasi sayap partai, seperti kader TMP, harus terus bergerak ke bawah.
“Mau bergerak 24 jam, silakan, bahkan 26 jam pun dipersilakan bagi kader TMP. Kader partai haram hukumnya tidak bergerak. Terus bergerak ke bawah,” tegas Hasto.
Hasto juga menjabarkan tentang Pancasila pada spirit kelahirannya pada 1 Juni 1945 yang digelorakan Bung Karno. Bung Karno menganggap Indonesia merupakan bangsa hebat.
Hasto menuturkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pun menugaskan agar digali sejarah bangsa, supaya memahami akar dan jati diri bangsa.
“Mengapa seluruh agama bisa masuk dengan damai tanpa konflik, mengapa kita saat ini bisa hidup damai, apa falsafah kita? Maka itulah DPP melakukan kajian bersama sosiolog, antropolog, dan arkeolog, untuk menegaskan kita punya rekam jejak sejarah membanggakan termasuk di Pasundan. Kebudayaan kita hebat, itu yang harus kami angkat kembali,” papar Hasto.
Sila pertama dalam lahirnya Pancasila, itulah prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa. Bangsa Indonesia tak akan membedakan keluarga atas dasar agama, suku ras, dan budaya. Hanya memandang satu ketuhanan yang berkebudayaan.
“Jadi, suatu ketuhanan yang berbudi pekerti luhur, tidak ada egoisme agama, suatu ketuhanan yang berkebudayaan. Ini hakikat yang harus dipahami TMP. Wajib baca pidato lahirnya Pancasila 1 Juni,” tegas Hasto.
Kemudian dijelaskan sila kemanusiaan, yang mengandung falsafah luar biasa. Bahwa politik ke dalam negeri, bertujuan membebaskan manusia Indonesia dari kemiskinan dan praktik kolonialisme. Sementara ke luar, spiritnya ialah menggelorakan kepemimpinan Indonesia di dunia di berbagai bidang kehidupan.
“Karena itulah Iptek kita harus lebih hebat. Institusi pendidikan saja kita masih kalah dari Singapura dan Malaysia. Jadi, bagaimana kita sebagai negara besar, kita harus lebih hebat. Bagaimana lebih hebat kalau dari sisi pendidikan saja kita tertinggal? Jadi, kita harus masuk juga ke problematika pendidikan kita,” jelas Hasto.
Oleh karena itu, tambah dia, Pancasila adalah ideologi geopolitik yang harus terus digelorakan kembali oleh kalangan muda.
Di acara itu, selain ratusan kader TMP, hadir jajaran DPD PDIP Jabar dipimpin Ono Surono, Sekretaris Ketut Sustiawan, Bendahara Rahmat Suganda, anggota DPR dapil Jabar I Nico Siahaan, serta Ketua Umum TMP Maruarar Sirait dan Sekjen Restu Hapsari. (antara/jpnn)
Hasto Kristiyanto meminta kader Taruna Merah Putih menjadi bagian dari solusi masyarakat.
Artikel ini bersumber dari www.jpnn.com.