Laporan Wartawan Tribunnews.com  Namira Yunia Lestanti  

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Harga minyak mentah terpantau kembali merosot sebesar 4 dolar AS di awal sesi perdagangan Jumat pagi, 15 Juli 2022.

Penurunan terjadi karena investor mewaspadai kebijakan The Fed yang kemungkinan akan kembali menaikkan suku bunga AS pada akhir Juli ini.

Mengutip dari Reuters, harga minyak mentah pada perdagangan Jumat pagi (15/7/2022) terlihat turun seperti minyak mentah berjangka Brent untuk September anjlok 0,5 persen menjadi 99.10 dolar AS per barel.  

Bearish juga terjadi pada minyak mentah West Texas Intermediate AS untuk pengiriman Agustus yang ambles 0,5 persen menjadi 95.78 dolar AS per barel.

Angka ini menempatkan keduanya berada di level terendah yaitu dibawah 100 dolar AS selama tiga sesi berturut-turut.

“Langkah The Fed akan memiliki dampak besar di pasar saat kami melihat mereka mencoba mencerna data ekonomi baru tentang inflasi,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.

Baca juga: Harga Minyak Mentah Merosot Tajam, Brent dan West Texas Intermediate Anjlok di Bawah 100 Dolar

Melonjaknya inflasi telah mendorong kekhawatiran berlebih akan munculnya langkah ekstrem The Fed yang mengerek naik suku bunga acuan di AS.

Apabila langkah tersebut benar – benar diambil The Fed, maka nilai dolar AS akan ikut terkerek naik.

Hal ini aan berimbas pada melonjaknya harga minyak untuk investor non-AS, alasan tersebut yang membuat minat beli minyak mentah mengalami penurunan selama beberapa hari terakhir.

Adanya pembatasan Covid-19 di beberapa kota di China juga telah membatasi permintaan impor minyak.

Baca juga: Harga Minyak Turun 4 Persen Usai Rusia Batasi Ekspor Gas ke Eropa

Hal itu membuat permintaan ekspor minyak mentah di bulan Juni melambat, menurut data Administrasi Informasi Energi AS ekspor minyak anjlok menjadi 18.7 juta barel per hari, terendah sejak Juni 2021.

“Indikator teknis menunjukkan putaran terendah baru karena dolar AS terus berkuasa dalam mendorong arah harga minyak,” jelas Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates LLC di Galena, Illinois.

Belum diketahui sampai kapan penurunan ini akan terjadi, namun untuk menstabilkan pasokan di tengah krisis energi mendorong  presiden AS Joe Biden untuk melakukan pembicaraan pemerintah  Arab Saudi untuk membahas pasokan minyak pasar global. 


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.