JawaPos.com-Chico Aura Dwi Wardoyo adalah cerita paling menyentak dan mengejutkan dari Malaysia Masters 2022.

Dia datang ke turnamen BWF Super 500 tersebut sebagai pemain pengganti. Chico masuk untuk mengisi posisi lowong yang ditinggalkan unggulan ketiga asal Denmark Anders Antonsen.

Dan Chico berhasil memanfaatkan kesempatan tersebut (termasuk absennya pemain nomor satu dunia Viktor Axelsen) untuk bablas menjadi juara.

Dari lima sektor yang tersaji di Malaysia Masters 2022, Chico merupakan satu-satunya pemain nonunggulan yang mampu menjadi kampiun.

Dan fakta lain yang bakal Chico kenang seumur hidupnya adalah, gelar Malaysia Masters merupakan trofi BWF World Tour pertama dalam kariernya. Makin mengesankan, Chico merupakan pemain Papua pertama yang berhasil naik ke podium tertinggi di ajang World Tour.

Oleh karena itulah, setelah pertandingan, Chico cukup sibuk untuk mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi pada kesuksesannya.

“Gelar ini mau saya persembahkan untuk orang tua, mama, papa, kakak, dan adik. Semua keluarga. PBSI juga pastinya. Terima kasih untuk Coach Irwansyah, Koh Jonatan (Christie), Aa Ginting (Anthony Sinisuka Ginting), Mas Vito (Shesar Hiren Rhustavito), dan semua tim tunggal putra,” ucap pemain kelahiran Jayapura, 15 Juni 1998 tersebut.

“Untuk masyarakat Indonesia, khususnya Papua, terima kasih doa dan dukungannya selama ini. Semoga apa yang saya raih, bisa menjadi motivasi dan inspirasi bagi anak-anak di sana,” tambah Chico dikutip dari siaran pers PP PBSI.

Chico Aura Dwi Wardoyo (kanan) dan pemain Hongkong Ng Ka Long berpose di podium Malaysia Masters 2022. (Mohd Rasfan/AFP)

Chico mengatakan sangat bangga bisa meraih gelar di BWF World Tour. Apalagi, dia merengkuhnya pada turnamen level Super 500. Sebelumnya, pencapaian terbaik Chico “hanyalah” runner-up Spain Masters 2021 (Super 300) dan semifinal Kejuaraan Asia 2022.

Chico menuturkan bahwa dia tidak menyangka bisa juara di Malaysia Masters 2022. “Tapi ini juga berkat persiapan yang menurut saya cukup baik jelang turnamen ini,” katanya.

*

Pelatih tunggal putra pelatnas PP PBSI Irwansyah mengatakan bahwa dia sejak lama sudah sangat yakin dengan kapasitas permainan Chico. Runner-up kejuaraan dunia junior 2016 itu, imbuh Irwansyah, adalah pemain yang sangat berkualitas.

“Saya berani adu Chico dengan siapa saja. Tetapi masalahnya, pengalaman bertanding dia kurang,” kata Irwansyah saat dihubungi JawaPos.com menjelang latihan perdana Singapore Open 2022 tadi malam (11/7).

Irwansyah menambahkan bahwa Chico yang sebelumnya ada di ranking 45 dunia, memang sulit untuk langsung bertarung di babak utama. Untungnya, di Malaysia Masters 2022, banyak pemain yang punya ranking lebih tinggi memutuskan mundur.

Jadi, Chico memiliki kesempatan untuk promosi dan langsung bertanding di fase 32 besar.

Per hari ini, bermodal gelar Malaysia Masters 2022, ranking dunia Chico melesat. Pemain berusia 24 tahun itu menanjak naik 11 posisi ke peringkat 34 dunia. Chico melangkahi mantan pemain tim nasional Indonesia Tommy Sugiarto yang turun satu level ke posisi 35 dunia.

Dengan ranking tersebut, Chico akhirnya bisa berlaga di babak utama Singapore Open 2022 yang mulai berlangsung pada hari ini (12/7).

Irwansyah membenarkan bahwa Chico memiliki persiapan sangat baik jelang Malaysia Masters. Chico berlatih dengan sangat semangat dan sungguh-sungguh. Dia juga benar-benar disiplin melahap semua program yang disuguhkan tim pelatih.

“Chico ini paling semangat. Bukannya yang lain tidak semangat ya, tetapi dia ini sangat-sangat semangat. Luar biasa disiplinnya. Bagus banget. Jadi saya pernah bilang kepadanya, tinggal tunggu waktu saja bagi dia untuk juara,” ucap Irwansyah.

“Saat ini, cara main Chico sudah selevel dengan pemain-pemain kelas atas. Tetapi kurangnya pengalaman bertanding, membuat dia belum cukup punya rasa percaya diri. Masih kurang sekali,” imbuhnya.

Dalam latihan-latihan di pelatnas PP PBSI, tiga tunggal teratas Indonesia Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, dan Shesar Hiren Rhustavito sama sekali tidak gampang untuk mengalahkan Chico.

Dan peningkatan standar permainan Chico itu, terlihat jelas saat Malaysia Masters 2022. “Yang terlihat improved adalah cara dia berpikir. Kadang memang dia belum percaya dengan kemampuannya. Mudah-mudahan dengan sering mengikuti turnamen level atas, level kepercayaan dirinya juga meningkat,” ucap Irwansyah.

 

Yang membuat Irwansyah salut adalah Chico memiliki tekad yang kukuh. Dia punya determinasi besar, keinginan kuat, dan keteguhan hati untuk maju. Chico selalu ingin lebih dan bekerja lebih keras. Terutama dalam latihan.

Irwansyah dan Chico saat Kejuaraan Asia 2022. (Humas PP PBSI)

Misalnya jika ada latihan lari, Chico selalu berambisi menjadi yang terdepan. Setelah latihan reguler, Chico hampir selalu menambah menu latihan secara mandiri. Pasca latihan stroke, misalnya, Chico jarang mau berhenti. Dia memaksakan diri untuk memperbanyak latihan fisik sendiri.

“Fisik Chico memang paling kuat. Fisiknya luar biasa. Nggak ada yang bisa nandingin (di Pelatnas Cipayung, Red). Dan itu bukan tiba-tiba seperti itu,” ucap Irwansyah.

Contoh paling nyata terjadi di Malaysia Masters 2022. Sejak babak pertama sampai semifinal, Chico sukses mengandaskan lawan-lawan yang memiliki ranking lebih tinggi dalam pertarungan panjang sampai rubber game.

Pada fase 32 besar, Chico menekuk pemain ulet asal Hongkong Lee Cheuk Yiu (ranking 15 dunia) dalam tempo 1 jam dan 03 menit. Chico menang dengan skor 21-16, 17-21, dan 21-19.

Pada babak 16 besar, Chico mengalahkan pemain nomor 23 dunia asal Thailand Kantaphon Wangcharoen dalam tempo 1 jam (18-21, 21-11, 21-9). Di perempat final, giliran unggulan keenam Anthony Sinisuka Ginting yang menjadi korban Chico. Chico menuntaskan perlawanan Ginting dalam tempo 59 menit dengan skor 11-21, 21-16, dan 21-17.

Di semifinal, Chico menjalani pertandingan sangat dramatis melawan tunggal Tiongkok Lu Guangzu (saat itu nomor 25 dunia). Chico menang dengan skor luar biasa ketat, 20-22, 23-21, dan 21-19. Pertarungan sangat intens dan dramatis itu berlangsung dalam 1 jam dan 28 menit.

Chico bersalaman dengan pemain Tiongkok Tiongkok Lu Guangzu setelah semifinal Malaysia Masters 2022. (Humas PP PBSI)

Uniknya, partai final adalah satu-satunya pertandingan yang Chico selesaikan dalam straight game. Chico menaklukkan juara Malaysia Masters 2017 asal Hongkong Ng Ka Long dengan skor 22-20 dan 21-15. Laga itu selesai dalam waktu 45 menit.

Setiap selesai pertandingan, Irwansyah selalu bertanya kepada para pemainnya terkait tingkat kelelahan yang mereka alami. Untuk mempermudah, Irwansyah memberikan standar berupa skala 1 (biasa saja) sampai 5 (yang paling capek).

Dan setiap selesai berlaga di Malaysia Masters, Chico selalu mengatakan kepada Irwansyah bahwa tingkat kelelahannya berada di kisaran 2,5. Angka itu tetap konsisten. Bahkan setelah Chico menjalani pertarungan yang panjang dan sangat intens.

Pemain lain, tambah Irwansyah, biasanya berada di level 3 atau 4. Tetapi secara umum, Irwansyah mengklaim bahwa stamina dan fisik tunggal putra Indonesia sangat prima.

“Ada yang bilang di media, stamina tunggal Indonesia buruk. Ya nggak apa-apa. Kami hanya tinggal menjalani program latihan yang bagus dan baik saja. Tetap disiplin dan berlatih keras. Lalu buktikan di pertandingan. Itu saja. Sisanya kami serahkan kepada Allah SWT,” ucap Irwansyah.

“Untuk Chico, saya selalu bilang kepada dia untuk berani mengadu kemampuan melawan siapapun. Tunjukin bahwa dia sangat kuat,” tambahnya.

Selain soal fisik, stamina, dan daya tahan tubuh yang tangguh, Irwansyah mengatakan bahwa skill Chico juga meningkat. Terutama soal defense dan keahlian bermain di depan net.

Chico memang pemain dengan tipikal ofensif. Selama ini, Chico sangat mengandalkan speed dan power. Dan cara bermain seperti itu, kata Irwansyah, memang melelahkan dan sangat menguras fisik.

Nah, jika cara bertahan dan teknik nettingnya terus diasah, Irwansyah amat yakin Chico bakal menjadi pemain yang lengkap, lebih efisien, dan sangat berbahaya.

“Kami mau bikin Chico pemain yang komplet. Seperti misalnya Viktor (Axelsen) yang ketika diserang, tetapi bisa mengembalikan bola. Setelah itu, dia balik menyerang dan menjadi sangat berbahaya. Chico harusnya bisa seperti itu,” kata Irwansyah.

“Sekarang, semua aspek kami pikirkan. Semua hal akan kami tingkatkan agar dia menjadi pemain yang solid. Termasuk dalam hal pikiran. Yang penting dia berani, nyaman, dan punya pikiran yang kuat. InsyaAllah dia bisa,” tambah pelatih yang pernah berkarier di Inggris dan Republik Irlandia tersebut.

Pada babak pertama Singapore Open 2022 besok (13/7), Chico akan berhadapan dengan pemain asal Kanada Brian Yang. Jika melaju ke babak 16 besar, Chico bakal menghadapi pemenang antara pemain Tiongkok Zhao Junpeng dan tunggal Thailand Khosit Phetpradab.


Artikel ini bersumber dari www.jawapos.com.