Laporan Wartawan Tribunnews.com  Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, BRUSSELS – Krisis energi di pasar global yang kian meluas telah memaksa Uni Eropa melonggarkan sanksi pada Moscow, dengan membuka akses ekspor pada perusahaan gas Rusia Rosneft dan Gazprom agar dapat kembali mengirim minyak ke negara-negara ketiga.

Meski dibawah pengawasan UE namun dengan pembukaan akses ini nantinya perusahaan energi di kawasan Eropa yang mendapatkan pasokan dari Rosneft dan Gazprom seperti Vitol Grup asal Belanda, Glencore dan Trafigura dari Swiss, serta perusahaan minyak besar seperti Shell milik London dan Total asal Prancis dapat kembali mengirimkan minyak Rusia untuk sejumlah negara ketiga.

“Pembelian minyak mentah lintas laut Rusia oleh perusahaan UE dan ekspornya ke negara ketiga diperbolehkan, pembayaran terkait dengan pengiriman tersebut juga tidak akan dilarang.” kata perwakilan UE dalam pengumumannya pada Jumat (22/7/2022).

Melansir dari Reuters, aturan ini mulai ditetapkan Uni Eropa setelah Gubernur Bank Sentral Rusia Elvira Nabiullina mengumumkan bahwa negaranya akan berhenti memasok minyak mentah pada negara – negara yang memberlakukan batasan harga pada minyak Rusia.

Baca juga: Pengiriman Gas Gazprom Melalui Pipa Yamal Merosot Setelah Rusia Mengoperasikan Jalur Nord Stream 1

Hadirnya ancaman ini tentunya menjadi pukulan berat bagi Eropa mengingat Rusia sendiri merupakan eksportir terbesar bagi sebagian besar negara di kawasan Eropa.

Dalam setahun biasanya Rusia akan mengekspor 29 persen atau sekitar 475,9 juta ton minyak pada Eropa.

Baca juga: Hongaria Tolak Sanksi Uni Eropa, Akan Beli Lebih Banyak Gas dari Rusia

Sebelum UE memberlakukan aturan ini, awalnya se,mua perusahaan migas Eropa dilarang menjualkan minyak Rusia kepada negara-negara ketiga yang tak tidak memihak NATO atau Blok Komunis.
Langkah ini dimaksudkan UE untuk mendukung sanksi Barat untuk melemahkan perekonomian Rusia.

Namun cara tersebut justru berbalik menyerang Eropa hingga membuat sejumlah komoditas energi mengalami lonjakan harga.

Baca juga: Rusia Lanjutkan Pasokan Gas ke Eropa Lewat Jerman Melalui Aliran Pipa Nord Stream 1

Kekhawatiran inilah yang mendorong Uni Eropa untuk mencabut pembatasannya tersebut.

“Dengan maksud untuk menghindari potensi konsekuensi negatif bagi ketahanan pangan dan energi di seluruh dunia, UE memutuskan untuk memperpanjang pengecualian dari larangan terlibat dalam transaksi dengan entitas milik negara tertentu sehubungan dengan transaksi produk pertanian dan pengangkutan minyak ke negara ketiga,” kata UE.

Belum diketahui kapan sederet perusahaan energi Eropa akan mulai mengirimkan minyak Rusia pada negara ketiga, namun diprediksi kegiatan ekspor tersebut diperkirakan akan mulai dilakukan dalam waktu dekat. 

Sebelum UE mulai memberlakukan aturan ini India dan China telah lebih dulu memasok kebutuhan energinya dari Rusia.

Dengan semua cara ini digadang – gadang keuangan Rusia bisa bangkit sehingga dapat kembali memperkuat ekonomi Moscow 


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.