Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Ika Mardiah disela-sela Kegiatan Ekspose Hasil Riset Tahun 2022 di Kantor KPID Jawa Barat, Kota Bandung. (ANTARA/HO-Humas KPID Jabar)
jabar.jpnn.com, BANDUNG – Migrasi siaran televisi dari analog ke digital tak hanya berdampak pada kualitas siaran, tetapi juga memberikan peluang untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah.
Demikian disampaikan, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Ika Mardiah, pada Kegiatan Ekspose Hasil Riset Tahun 2022 di Kantor KPID Jawa Barat, Kota Bandung, dikutip Kamis (25/8).
“TV digital ini menumbuhkan dan memperkuat platform. Saat ini kan platform dari luar negeri. Sedangkan, siaran TV digital ini kan dibuat warga, ini akan memperkuat ekonomi masyarakat,” kata Ika.
Sebelumnya, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jabar menggelar Kegiatan Ekspose Hasil Riset Tahun 2022 bersama Diskominfo dengan menggandeng empat perguruan tinggi di Jawa Barat.
Kegiatan ini bertujuan untuk melihat seperti apa masa depan TV pasca analog switch off (ASO) sehingga dalam pengambilan keputusan kebijakan kelak, bisa sesuai dengan apa yang di butuhkan.
Ika mengatakan, riset yang dilakukan empat universitas dan KPID itu menjadi bahan untuk menentukan kebijakan selanjutnya setelah ASO diterapkan dan banyak aspek yang bakal berubah ketika ASO sudah berjalan.
“Harus siapkan SDM. Pemantauan konten juga harus dipertimbangkan, kelembagaan penyiarannya seperti apa. Banyak hal setelah ASO itu. Nanti akan kami terima risetnya,” kata Ika.
Sementara itu, Ketua KPID Jabar Adiyana Slamet menuturkan, hasil penelitian yang dilakukan itu memperlihatkan banyak keuntungan yang didapatkan setelah melakukan migrasi ke digital.
“Setiap keputusan yang diambil harus ada data. Ini yang kami lakukan dan bagian dari penguatan langkah ke depan,” kata Adiyana.
Adiyana tidak menampik migrasi ke digital atau program ASO memiliki tantangan dan kompetisi bagi lembaga penyiaran. Namun, lanjut Adiyana, ada keuntungan lainnya yakni efisiensi biaya, kualitas siaran dan lainnya.
“Berdasarkan hasil dari tim riset Unpad tentang program siaran pasca-ASO. Jadi, akan ada lokalitas muatan siaran yang bisa menjadi konten killer,” ucap Adiyana.
Adiyana menjelaskan soal penelitian lainnya yang dilakukan Universitas Pasundan (Unpas) mengenai ekosistem yang terbangun setelah ASO serta dari Universitas Islam Bandung (Unisba) mengenai industri kreatif yang bakal tumbuh karena ASO.
“Penduduk usai produktif di Jawa Barat itu ada 38,6 juta jiwa. Ini pintu masuk mengais rezeki di sana. Kontennya, bisa disalurkan ke lembaga penyiaran dikonversi menjadi nilai ekonomi,” kata Adiyana.
Kemudian, ada juga riset dari Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) Cirebon tentang kolaborasi ekosistem pada saat ASO terealisasi, yang dapat mendukung televisi lokal untuk membangun ekosistem industri. (ant/jpnn)
Analog switch off (ASO) tidak hanya berdampak pada kualitas siara televisi yang jernih semata, melainkan memberikan peluang untuk pertumbuhan ekonomi daerah.
Artikel ini bersumber dari jabar.jpnn.com.