Di Depan Luhut, Jokowi Bahas Proyek Besar dengan Utusan dari China di Istana, Apa Saja?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) membahas proyek prioritas Indonesia bersama dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Wang Yi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (11/7). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

jpnn.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) membahas proyek prioritas Indonesia bersama dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Wang Yi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (11/7).

Dalam pertemuan antara Presiden Jokowi dengan utusan dari China itu, turut hadir Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Sesuai pertemuan, Retno mengatakan ada pembahasan mengenai proyek prioritas antara kedua negara, kerja sama di bidang kesehatan, dan dorongan interaksi pihak swasta antara Indonesia dengan RRT.

“Dibahas berbagai proyek prioritas antara kedua negara termasuk proyek atau upaya untuk menyelesaikan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Kemudian hal yang dibahas lain adalah kerja sama di bidang kesehatan, termasuk untuk vaksin dan genomic joint laboratorium, dan yang terakhir dibahas juga mengenai upaya kedua belah pihak untuk mendorong interaksi yang lebih kuat antara swasta atau private sector kedua belah pihak,” ujar Retno.

Retno Marsudi juga mengatakan bahwa China mengapresiasi pemerintah Indonesia dalam mengupayakan resolusi damai terhadap situasi yang terjadi di Ukraina.

“RRT sekali lagi memberikan apresiasi atas berbagai upaya Indonesia untuk mencoba mencari atau mengupayakan resolusi damai, penyelesaian secara damai terhadap situasi yang sedang terjadi di Ukraina termasuk secara spesifik disebutkan mengenai kunjungan Presiden ke Kyiv dan Moskow,” ucap Menlu.

Retno pun menjelaskan bahwa Presiden Jokowi beserta delegasi RRT juga membahas berbagai isu bilateral antara lain komitmen untuk terus meningkatkan hubungan bilateral yang saling menguntungkan.

“Sebagaimana diketahui bahwa pada 2021 perdagangan kedua belah pihak mengalami peningkatan yang sangat signifikan lebih dari 54 persen dan mencapai nilai USD 110 miliar. Kenaikan perdagangan ini juga diikuti dengan defisit dari Indonesia yang terus menurun, dan kita lihat akses pasar untuk produk-produk unggulan Indonesia makin lama makin banyak memasuki pasar Tiongkok,” jelas Retno.

Ada pembahasan mengenai proyek prioritas antara kedua negara, kerja sama di bidang kesehatan, dan dorongan interaksi pihak swasta antara Indonesia dengan RRT.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News


Artikel ini bersumber dari www.jpnn.com.