Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Keuangan menyatakan, isu agenda kesehatan global sangat penting dalam 2 tahun terakhir saat pandemi Covid-19, sehingga negara anggota G20 mendiskusikan dibuatnya Financial Intermediary Fund (FIF) atau dana perantara keuangan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, selain itu, anggota G20 juga akan membentuk pendanaan Pandemic Prevention, Preparedness and Response (PPR) atau respon kesiapan pandemi.

Beberapa negara sudah mengumumkan secara resmi akan memberikan kontribusi untuk FIF dalam pertemuan G20 ini dan juga pengumuman dari masing-masing sebelumnya.

Baca juga: Menkeu Janet Yellen Peringatkan Tingginya Inflasi AS

“Termasuk di antaranya mereka yang secara aktif menganggap akan memberikan kontribusi. Sampai saat ini, komitmen kurang lebih 1,28 miliar dolar Amerika Serikat (USD) sudah amankan untuk FIF dan PPR, untuk penanggapan kesiapan pandemi,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers hasil Pertemuan Ketiga Finance Ministers and Central Bank Governors (FMBCG) di Nusa Dua, Bali, ditulis Minggu (17/7/2022).

Lebih rinci, dia mengungkapkan, dana 1,28 miliar dolar AS didapat melalui kontribusi dari Amerika Serikat, Komisi Uni Eropa, Jerman, Indonesia, Singapura, Inggris, dan Wellcome Trust Bill and Melinda Gates Foundation.

“Kemudian, beberapa negara sudah menyampaikan keinginan mereka untuk memberikan komitmen di pertemuan ketiga FMCBG dalam 2 hari terakhir, yakni Italia, China, Uni Emirat Arab, Jepang, dan Korea,” katanya.

Eks direktur pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, FIF merupakan sebuah arsitektur terkait dengan persiapan dan penanggapan terkait pandemi, serta koordinasi pendanaan yang bisa dilaksanakan pasca pemulihan ekonomi.

Baca juga: Dipicu Pandemi dan Perang di Ukraina, Sri Mulyani Sebut Krisis Pangan Global Bisa Berlangsung Lama

“Kita masih akan terus melanjutkan upaya mendiskusikan FIF dan juga pengaturan cara pengoperasiannya sebagai langkah berikutnya, dan berharap bahwa ini akan diluncurkan tahun ini,” tutur Sri Mulyani.

Adapun Bank Dunia lewat pertemuan dewan mereka pada 30 Juni 2022, sepakat melanjutkan langkah berikutnya untuk menciptakan FIF dan melakukan gugus tugas untuk Co-Chair bersama Indonesia dan Italia.

“Ini akan terus dilanjutkan dengan FIF dan para donor. Kita juga akan bekerja sama dengan Bank Dunia dan WHO, juga pemangku kepentingan lainnya untuk memfinalisasi desain dari tata kelola FIF ke depan dan pengoperasiannya, sekaligus untuk mengembangkan koordinasi keuangan dan pengaturan kesehatan untuk pendanaan PPR,” pungkasnya.


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.