JawaPos.com – Dua orang lansia yang hidup sebantangkara di Desa Paspan, Kecamatan Glagah tersenyum lega saat dikunjungi oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di kediamannya, Senin (1/8/2022). Lansia bernama Mariyatun (83) dan Amenah (85) itu selama ini tinggal sendiri. Tak memiliki seorang pun sanak kerabat. Rumahnya pun masih menumpang di lahan orang lain.

“Kami mengunjungi Mbah Mariyatun dan Mbah Amenah ini untuk memastikan kedua orang lansia ini mendapatkan perhatian yang cukup dari pemerintah,” ungkap Ipuk.

Walaupun hidup sebatangkara, kedua lansia yang rumahnya berdekatan tersebut, telah mendapatkan sejumlah program bantuan dari Pemerintah Pusat maupun Daerah. Di antaranya mendapatkan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) dan juga Rantang Kasih, program pemberian makanan siap saji dari Pemkab Banyuwangi.

“Alhamdulillah kondisi mereka baik. Terimakasih petugas kesehatan yang rutin memeriksa, petugas desa, petugas dari Kemensos, yang sudah banyak membantu. Mohon keikhlasannya untuk terus memantau dan mendampingi mereka,” kata Ipuk.

Selain memastikan telah mendapatkan bantuan dari pemerintah, Ipuk juga memantau kelayakan tempat tinggal keduanya. Kemudian ia memerintahkan kepada jajaran terkait untuk melakukan perbaikan dan penambahan kamar mandi. “Ini nanti kamar mandinya diperbaiki. Lantainya diplester ya,” Ipuk memberi arahan ke jajarannya.

Dua orang lansia yang hidup sebantangkara di Desa Paspan, Kecamatan Glagah tersenyum lega saat dikunjungi oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di kediamannya, Senin (1/8/2022). (Istimewa)

Tidak hanya itu, pemerintah desa setempat juga menambahinya dengan tempat tidur yang baru.

Dengan penanganan lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Pemerintah Desa/ Kelurahan, Ipuk berharap, tidak ada lagi sampai ada lansia miskin sebatangkara yang terlantar di Banyuwangi. “Penanganan warga miskin dan lansia sebatangkara wajib dilakukan sinergis oleh lintas perangkat daerah. Camat maupun kepala puskesmas wajib berkoordinasi dengan kepala desa dan lurah untuk terjun langsung memantau warganya yang miskin dan sebatangkara,” kata Ipuk.

Penanganan warga miskin dan lansia sebatangkara merupakan salah satu concern kepemimpinan Bupati Ipuk. Berbagai pelatihan kewirausahaan dilakukan untuk meningkatkan skill warga pra-sejahtera yang masih berusia produktif. Sejumlah program padat karya juga digalakkan agar dapat menyerap tenaga kerja.

Sedangkan bagi warga miskin yang sudah tidak produktif karena telah lanjut usia dan hidup sebatangkara akan mendapatkan program Rantang Kasih. Selain itu, juga dilakukan aksi jemput bola dari Puskesmas terdekat untuk memantau kesehatannya.

“Jika ada warga miskin atau lansia sebatangkara yang terlantar, segera laporkan ke kepala desa, lurah atau camat. Jika tak segera mendapatkan respon, laporkan langsung ke saya. Bisa langsung kontak di media sosial saya,” ungkap Ipuk.

“Kami telah menerapkan SOP, maksimal laporan harus segera ditangani dalam waktu empat jam,” pungkasnya.

Di masa pandemi, imbuh Kepala Bappeda Suyanto Waspo Tondo Wicaksono, semua daerah se-Indonesia tingkat kemiskinannya naik. “Kita semua bekerja agar di Banyuwangi naiknya tidak signifikan. Maka kita fokus di UMKM dan ekonomi arus bawah. Hasilnya, tingkat kenaikan kemiskinan Banyuwangi selama pandemi 2020-2021 hanya 0,01 persen, termasuk tingkat kenaikan terendah di Jatim,” ujar Suyanto.

Editor : Mohamad Nur Asikin

Reporter : ARM


Artikel ini bersumber dari www.jawapos.com.