Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi inflasi Juli 2022 bakal terdongkrak, pasca Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan kenaikan tarif listrik periode Juli-September 2022.

Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan, naiknya tarif listrik berpotensi dapat memicu terkereknya inflasi.

Tak menutup kemungkinan, angka inflasi Juli 2022 dapat lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.

“Pemerintah di bulan Juli ini akan menaikan tarif listrik, ini juga mempunyai potensi untuk memacu inflasi Juli 2022,” jelas Margo, Jumat (1/7/2022).

Baca juga: BPS Sebut Inflasi Juni 2022 Tertinggi Sejak 5 Tahun Lalu, Cabai Rawit Jadi Biang Kerok

Sebagai informasi, penyesuaian tarif listrik ini berlaku mulai 1 Juli 2022 untuk pelanggan dengan golongan 3.500 VA ke atas (R2 dan R3) dan golongan pemerintah (P1, P2, dan P3) atau golongan pelanggan nonsubsidi.

Keputusan ini tertuang dalam Surat Menteri ESDM No. T-162/TL.04/MEM.L/2022 tanggal 2 Juni 2022 tentang Penyesuaian Tarif Tenaga Listrik (Periode Juli – September 2022).

BPS dalam laporan terbarunya juga menyebutkan, berdasarkan pemantauan harga yang dilakukan, perkembangan inflasi Nasional pada Juni 2022 tercatat 0,61 persen secara bulanan (month to month/mtm).

Baca juga: Inflasi Juni Tembus 0,61 Persen, Kepala BPS: Tertinggi di Gunungsitoli

Sementara itu, tingkat inflasi secara tahun kalender (Januari–Juni) 2022 sebesar 3,19 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2022 terhadap Juni 2021) sebesar 4,35 persen.

Margo mengungkapkan, untuk tingkat inflasi tahun ke tahun yang sebesar 4,35 persen, merupakan yang terbesar sejak 5 tahun ke belakang.

“Inflasi kita di secara year on year di bulan Juni 2022 tercatat 4,35 persen. Ini merupakan inflasi tertinggi sejak Juni tahun 2017. Di mana pada saat itu inflasi kita sebesar 4,37 persen,” ucap Margo.

Dirinya juga menyebutkan, penyebab utama inflasi Juni 2022 disebabkan oleh komoditas cabai merah, cabe rawit, hingga telur ayam ras.

“Kalau Dilihat Penyumbang inflasinya, di bulan Juni ini adalah berasal dari komoditas cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan telur ayam ras,” papar Margo.

“Untuk cabai merah pergerakannya secara bulanan cukup tinggi, andilnya 0,24 persen terhadap inflasi. Dan kita lihat pergerakan cabai merah dari bulan ke bulan juga meningkat, sama halnya dengan cabai rawit,” pungkasnya.


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.