Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Saat resesi terjadi di Amerika Serikat (AS), biasanya bank pemberi pinjaman akan menunjukkan tanda-tanda pelemahan.
Namun sejauh ini, bank-bank di AS belum memperlihatkan tanda-tanda pelemahan yang besar, bahkan mereka mengakui sedang bersiap untuk menghadapi masa-masa yang lebih sulit di masa mendatang.
Dilansir dari CNN, bank-bank besar di AS JPMorgan Chase, Wells Fargo dan Citigroup mengungkapkan, walaupun saat ini Wall Street sedang mengalami kemerosotan, pengeluaran kartu kredit di AS masih terlihat sehat.
Baca juga: Dibayangi Krisis Ekonomi Global, Ekonom Sebut Indonesia Masih Relatif Jauh dari Resesi
Mereka juga melaporkan memiliki dana untuk menutupi kredit pelanggan yang macet, dan belum melihat masalah yang signifikan.
“Jika Anda tidak melihat hal lain – Anda hanya melihat nomor bank – Anda tidak akan berpikir ada resesi di tikungan,” ujar manajer portofolio di Algebris Investments, Mark Conrad.
JPMorgan mengungkapkan, pengeluaran kartu kredit dan debit naik 15 persen secara year-to-year. Ini menunjukkan permintaan yang kuat terhadap bank-bank pemberi pinjaman. Sementara pengeluaran konsumen untuk biaya bahan bakar, transportasi dan pangan masih melonjak kuat hingga 34 persen.
“Anda dapat melihat betapa tangguhnya konsumen di AS melalui tingkat pembayaran yang tinggi dan tingkat kerugian kredit yang rendah,” kata CEO Citigroup, Jane Fraser.
Baca juga: Apa Itu Resesi Ekonomi? Simak Pengertian, Penyebab dan Dampaknya
Namun permintaan untuk pengajuan pinjaman rumah masih tergolong rendah. Wells Fargo melaporkan pendapatan dari pinjaman rumah turun 53 persen dibandingkan dengan tahun lalu, sementara JPMorgan mengalami penurunan sebanyak 26 persen.
Suku bunga hipotek telah melonjak karena Federal Reserve AS (The Fed) secara agresif menaikkan suku bunga acuannya sehingga menurunkan permintaan pinjaman rumah.
The Wall Street Journal melaporkan, The Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga sebesar tiga perempat poin presentase akhir bulan ini.
Namun secara umum, walaupun dalam laporan pendapatan bank-bank AS menunjukkan angka-angka yang solid, bukan berarti resesi tidak mungkin terjadi.
“Kami tahu bahwa jika Anda mengalami resesi, kerugian akan naik. Kami mempersiapkan semua itu.” ujar CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon.
JPMorgan, Citigroup dan Wells Fargo mengumumkan mereka akan menyisihkan dana hingga miliaran dolar untuk menutupi pinjaman yang macet. Citigroup dan JPMorgan juga telah menghentikan pembelian saham untuk menghemat uang.
Sementara bulan lalu, Dimon membuat investor ketakutan setelah ia memperkirakan badai ekonomi yang disebabkan oleh perang di Ukraina akan terjadi, dan memicu meningkatnya tekanan inflasi dan kenaikan suku bunga The Fed.
Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.