Sejumlah narasumber mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah Amerika Serikat tengah mempertimbangkan pencabutan larangan penjualan senjata ke Arab Saudi
WASHINGTON, JITUNEWS.COM – Pemerintah Amerika Serikat dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk mencabut larangan atas penjualan senjata ofensif AS ke Arab Saudi menjelang kunjungan Presiden Joe Biden ke Riyadh akhir pekan ini. Hal itu dilaporkan oleh Reuters pada hari Senin (11/7) mengutip empat nara sumber anonim yang mengetahui hal tersebut.
Dua narasumber mengatakan bahwa pembahasan mengenai pencabutan larangan penjualan senjata AS ke Arab Saudi tersebut masih bersifat internal dan saat ini berada di tahap awal.
“Pembahasannya bersifat informal dan jauh dari tahap pengambilan keputusan,” kata dua narasumber yang tidak disebut namanya kepada Reuters.
Rusia dan Belarusia Bakal Balas Kebijakan Lithuania Blokir Transit Barang Rusia-Kaliningrad
Sementara itu, seorang pejabat pemerintah AS yang juga tidak disebut namanya mengatakan bahwa sejauh ini belum ada pembicaraan mengenai masalah tersebut antara pihak AS dengan Kerajaan Arab Saudi. Menurutnya, keputusan pemerintahan Biden nantinya tergantung pada apakah Riyadh bersedia untuk mengakhiri perang selama bertahun-tahun di Yaman secara politik.
Selain itu, Gedung Putih mendekati masalah ini dengan sangat hati-hati, karena koalisi yang dipimpin Saudi dilaporkan telah menggunakan senjata buatan AS untuk menyerang infrastruktur sipil di Yaman, kata narasumber ketiga.
Pada bulan Januari 2022, Amnesty International melaporkan bahwa koalisi Arab Saudi menggunakan amunisi berpemandu presisi buatan Amerika Serikat dalam serangan udara di sebuah pusat penahanan di Yaman. Serangan itu menewaskan puluhan orang.
Ia menambahkan bahwa para pejabat Saudi telah berusaha untuk mencabut larangan tersebut selama berbulan-bulan, dan terus memberikan tekanan terhadap para diplomat Amerika untuk membalikkan keputusan tersebut.
“Saya tahu bahwa ada banyak yang tidak setuju dengan keputusan saya untuk melakukan perjalanan ke Arab Saudi,” tulis Biden dalam sebuah komentar yang diterbitkan oleh Washington Post.
“Namun, kunjungan tersebut akan membantu untuk memulai babak baru dan lebih menjanjikan dari keterlibatan Amerika di Timur Tengah…dan Timur Tengah yang lebih aman dan terintegrasi sangat penting bagi Amerika, karena sumber daya energinya sangat penting untuk mengurangi dampak Serangan Rusia di Ukraina,” tambah Biden.
Prediksi PBB; India Bakal Segera jadi Negara dengan Total Populasi Tertinggi di Dunia
Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.