JawaPos.com- Tupal Fashion Night yang menyemarakkan kick-off Satu Abad NU Jatim di Tugu Pahlawan, Surabaya, Kamis (28/7) malam banyak dinantikan. Maklum, event itu baru kali pertama digelar. Terlebih, yang bakal memeragakan busana itu para Gus dan Ning, putra-putri kiai pengasuh pondok pesantren (Ponpes).

Selain itu, sejumlah tokoh dan pejabat ikut menjadi model dadakan. Sebut saja ada Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi hingga Kapolrestabes Surabaya Kombespol Akhmad Yusep Gunawan. Selain penasaran busana seperti apa yang mereka kenakan, tentu juga seru  bagaimana para Gus, Ning, dan para tokoh itu berjalan di atas catwalk.

Nah, di balik Tupal Fashion Night itu ternyata ada dua desainer di belakangnya. Yakni, Ning Fiky Aisyah dan Listya Ayu. Keduanya merupakan warga Nahdliyyin yang selama ini menggeluti profesi desainer busana muslim. ‘’Jujur saya sudah bertahun-tahun di dunia fashion. Tapi, persiapan untuk event Tupal Fashion Night ini paling nervous,’’ ujar Listya Ayu kepada JawaPos.com, Selasa (26/7).

Nama desainer Listya Ayu memang relatif tidak asing bagi warga metropolis. Karya-karya busana muslimnya juga dipakai beberapa artis. Selain itu, beberapa kali karyanya juga pernah ikut ditampilkan di event fashion di luar negeri seperti di New York, Amerika Serikat. Selama ini, rancangan-rancangan busana muslimnya juga selalu menyemarakkan Surabaya Fashion Parade (SFP), event terbesar peragaan busana yang digelar setiap tahun.

Sejumlah penghargaan pun pernah diraih. Salah satu di antaranya dari Gubernur Jatim. Namun, Listya Ayu tetap berupaya merendah. Dia mengaku masih harus banyak belajar agar makin profesional.

’’Yang jelas, walaupun ndredeg, tapi jadi kebanggaan tersendiri bagi saya, saat diminta mengisi acara Tupal Fashion Satu Abad NU. Ini bersejarah dan menjadi momentum,’’ kata perempuan yang juga dosen tidak tetap di Unesa itu.

Listya Ayu mengakui, sepengetahuannya memang belum banyak warga NU yang menggeluti dunia fashion. Padahal, sebetulnya dari jutaan warganya tentu tidak sedikit yang memiliki bakat. Nah, Tupal Fashion Night tersebut dapat menjadi momentum.

‘’Bahwa, kita bisa dan tidak kalah. Selain itu, menjadi satu pesan seperti disampaikan Gus Salam (KH Abdussalam Shohib, ketua panitia peringatan Satu Abad NU Jatim, Red), kita bisa menjadi apa saja, asalkan memberikan sebanyak-banyak kemanfaatan untuk orang lain,’’ ujarnya.

Ditanya bocoran rancangan busana seperti apa yang bakal ditampilkan di Tupal Fashion Night? Listya Ayu tersenyum. Yang jelas, bisa jadi surprise untuk penonton. ‘’Selain para Gus, Ning, dan para tokoh itu, nanti juga ada tiga model profesional ikut memeragakan busana muslimah di event itu,’’ jelasnya.

Salah satu busana muslim rancangan Ning Ficky Aisyah dari Bangkalan, Madura (istimewa)

Sementara itu, Ning Fiky seperti dilansir NU Online mengungkapkan, saat ini dirinya sedang proses produksi koleksi busana untuk event Tupal Fashion Night tersebut. ’’Dari saya, Insya Allah ada empat busana yang dipakai oleh model profesional dan tiga pasang busana untuk dipakai Gawagis dan Nawaning (perkumpulan Gus dan Ning, Red),” katanya.

Rencananya busana yang disiapkan Ning Fiky bernuansa hijau. Sentuhan itu menyesuaikan gaya penampilan Gawagis dan Nawaning. Ning Fiky merasa, event ini sekaligus menjadi syiar fashion muslim kepada para generasi milenial. Terutama warga NU. ’’Saya excited sekali dengan acara ini,’’ ujarnya.

Selama ini, Ning Fiky juga berkecimpung di dunia fashion. Nah, mendapat kesempatan untuk mengisi Tupal Fashion Night ini tentu tidak menjadi kebanggaan. Dia pun berharap, acara seperti ini dapat memunculkan desainer baru dan produk fashion dari generasi NU.

“Sehingga generasi milenial zaman sekarang akan mendapatkan referensi lebih luas tentang cara berpakaian muslimah di Indonesia,” harap Ning Fiky.

Selain Tupal Fashion Nigt, sejumlah acara juga bakal turut menyemarakkan kick-off peringatan Harlah Satu Abad NU Jatim. Beberapa di antaranya, opening gambus, perfomance 100 Ishari (ikatan seni hadrah Indonesi) Milenial, barongsai, pembacaan qari dari prajurit TNI, paduan suara dari Polri, atraksi barongsai warga Tionghoa hingga persembahan budaya dari warga Muhammadiyah.

Sajian acara tersebut selaras dengan tema yang diangkat PWNU Jatim. Yakni, Harmoni, Kolaborasi, dan Inovasi. Event tersebut terbuka untuk masyarakat umum, yang digelar di lapangan Monumen Tugu Pahlawan, Surabaya, pada Kamis malam (28/7), mulai pukul 19.00 WIB.


Artikel ini bersumber dari www.jawapos.com.