TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menggelar program literasi digital nasional sektor pendidikan bagi para guru Madrasah di Bandar Lampung, Provinsi Lampung.

Kegiatan literasi digital nasional ini diselenggarakan melalui webinar yang diikuti 858 guru Madrasah.

Tujuan literasi digital nasional ini untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif dan aman, Jumat 22 Juli 2022.

Laporan HootSuite dan We Are Social menyebutkan, pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta jiwa pada awal tahun 2021, naik 15,5 persen dibandingkan awal tahun sebelumnya.

Dirjen Aptika Kominfo, Semuel Abrijani Pengerapan memaparkan resiko dari masifnya penggunaan internet di Indonesia yang membawa serta resiko seperti penipuan online, hoax, cyber bullying, dan konten-konten negatif lainnya, sehingga peningkatan penggunaan teknologi ini perlu diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni.

“Saat ini indeks literasi digital masyarakat Indonesia masih berada pada angka 3,49 dari skala 5, artinya masih di kategori sedang, belum mencapai kategori baik. Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital agar selalu siap mengawal percepatan transformasi digital nasional,” ujar Semuel Abrijani Pengerapan. 

Menkominfo Jhonny G. Plate menambahkan,  pandemi telah mendorong inovasi dan digitalisasi sektor pendidikan melalui penggunaan perangkat teknologi digital dan internet selama pembelajaran jarak jauh atau PJJ.

Pihaknya mengajak semua pihak untuk bersama-sama berpartisipasi aktif dalam kegiatan literasi digital.

“Program literasi digital nasional ini akan terus dilaksanakan untuk dapat menjangkau seluruh masyarakat Indonesia hingga ke berbagai pelosok negeri tanpa terkecuali. Hal ini perlu dilakukan karena kita tidak boleh meninggalkan seorang pun untuk merasakan manfaat dari agenda transformasi digital nasional,” ujarnya.

Webinar juga menampilkan pembicara Kepala Kanwil Kementrian Agama Provinsi Lampung, Puji Raharjo yang membawakan materi Etika Digital.

Dia mengatakan, perkembangan teknologi bergerak sangat cepat memicu destruksi yang dalam sudut pandang agama harus mampu bergerak secara baik dan menggunakan informasi dengan sebaik-baiknya.

“Kita dalam menyebarkan informasi harus tahu sumbernya dari mana, sesuatu yang tepat dalam konteks yang kita sampaikan. Ketika bermedia sosial kita harus menjadi masyarakat digital yang bertanggung jawab. Ada pepatah Arab yang mengatakan katakan apa yang dikatakan jangan melihat siapa yang mengatakan,” ujar Puji Raharjo.

Baca juga: Literasi Digital yang Baik Berguna untuk Lawan Penyebaran Kabar Bohong

Zulfan Arif, Direktur Komunitas Kaliopak Digital Yogyakarta, yang membawakan materi Aman Digital dalam memanfaatkan platform digital juga perlu memperhatikan aspek keamanannya agar data- data pribadi tidak disalahgunakan.

“Terkadang tidak disadari dalam keamanan digital sehingga banyak dampak negatif, seperti kurangnya kesadaran masyarakat dalam melindungi akun. Kita harus bisa berfikir sebelum bertindak. Kita cross check informasi tertentu, jika tidak penting tidak perlu kita sebarkan, sopan santun, jika ada konten yang membahayakan kita laporkan sehingga kita aman,” ungkap Zulfan.

Webinar ini juga menghadirkan pembicara konten kreator Shafira Bella yang membawakan materi Budaya Digital.


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.