Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Meski tidak ada tindakan prioritas darurat terkait virus corona (PSBB), masyarakat Jepang diminta untuk lebih berhati-hati lagi menghadapi gelombang ke-7 Covid-19 di Jepang.
“Peningkatan infeksi corona sangat cepat saat ini terutama karena Corona BA.5. Meskipun tidak ada tindakanprioritas dari pemerintah, justru kita semua harus lebih hati-hati lagi dalam aktivitas di luar rumah,” papar ahli corona Jepang, Profesor Shigeru Omi, ketua subkomite pengendalian infeksi virus corona pemerintah Jepang, Minggu (24/7/2022) di TV NHK.
Menurut Profesor Shigeru Omi, seringkali orang lupa dan menganggap tidak apa-apa berbuat seenaknya di luar rumah karena tidak ada tindakan prioritas (PSBB).
Baca juga: Sebaran Kasus Covid-19 Indonesia, Sabtu 23 Juli 2022: Jakarta Tertinggi, 6 Provinsi Catat 0 Kasus
“Demikian pula saat di restoran seenaknya lepas masker dan minum, makan, berbicara seenaknya di tempat umum tersebut. Justru kini kita harus lebih hati-hati serta tetap selalu gunakan masker di mana pun,” ujarnya.
Sementara Menteri antisipasi corona dan revitalisasi ekonomi Jepang, Daishiro Yamagiwa yang juga tampil di TV NHK pagi ini menekankan bahwa 70 persen anak muda Jepang antara usia 20-50 tahunan masih belum mendapatkan vaksinasi booster.
“Kami berharap mereka yang muda cepat melakukan vaksinasi. Hati-hati terhadap orangtuanya dan lansia dan segeralah divaksinasi booster untuk bisa hidup di masyarakat dengan lebih baik lagi, menjaga dengan baik hubungan sesama kita di masyarakat,” papar Yamagiwa.
Profesor Omi juga menyarankan 5 tindakan yang mendesak dan menjadi rekomendasi pemerintah Jepang untuk segera dilakukan saat ini.
1. Percepatan vaksinasi
2. Pemanfaatan lebih lanjut dari tes
3. Ventilasi yang efisien
4. Memastikan fungsi medis yang efisien oleh pemerintah pusat dan daerah
5. Pemeriksaan ulang tindakan pengendalian infeksi dasar Menyeluruh
“Saya meminta agar subkomite terakhir juga menerapkan lima langkah secara menyeluruh. Di beberapa prefektur, hindari adegan berisiko tinggi, suara keras, kerumunan lebih dari tiga orang, dan kegiatan ramai di mana banyak orang berkumpul. Saya pikir tanggapan seperti itu penting,” katanya.
Baca juga: Masa Karantina Orang yang Kontak Dekat dengan Pasien Covid-19 di Jepang Dipersingkat Menjadi 5 Hari
“Kami tidak mengeluarkan tindakan prioritas atau keadaan darurat, kami percaya bahwa masyarakat secara keseluruhan akan diminta untuk mengambil tindakan yang tepat, dengan fokus pada lima pilar tindakan dasar tersebut,” kata Yamagiwa mengenai PSBB.
“Hindari situasi dengan risiko tinggi infeksi selama liburan musim panas,” ujarnya.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif.
Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.
Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.