TRIBUNNEWS.COM – Plt. Deputi Administrasi Setjen MPR RI Siti Fauziah mengungkapkan bahwa dalam sejarah perjalanan bangsa terutama di era perjuangan, kiprah generasi muda memiliki peran yang sangat besar hingga kemerdekaan berhasil diraih.

Kini, tongkat estafet perjuangan dalam mengisi kemerdekaan berada di pundak pemuda yang disebut sebagai generasi Z.

Siti Fauziah yang akrab di sapa Ibu Titi ini mengingatkan, peran generasi Z yang dihadapkan pada tantangan era modernisasi dan kecanggihan teknologi informasi seperti media sosial/medsos (YouTube, Instagram, Twitter, Tiktok).

“Tidak dipungkiri, kemajuan teknologi tersebut memang mempermudah kehidupan. Antara lain, komunikasi makin mudah, hiburan makin beragam, belanja tidak harus ke toko konvensional tapi cukup melalui aplikasi di smartphone. Malah, saat pandemi Covid-19 melanda, hampir seluruh bidang kehidupan mengandalkan teknologi ini,” katanya.

Hal tersebut disampaikan Siti Fauziah dihadapan sekitar puluhan mahasiswa berbagai fakultas dan civitas akademika UIN Sunan Kalijaga (UIN Suka) Yogyakarta peserta acara Sarasehan Kehumasan MPR RI, Menyapa Sahabat Kebangsaan dengan tema ‘Peran Mahasiswa Dalam Mengisi Kemerdekaan’, di Convention Hall, Kompleks Gedung UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Jumat (22/7/2022).

Hadir dalam acara, Kepala Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian UIN Suka DR. H. Abd. Syakur, M.Si mewakili Rektor, Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antar Lembaga Biro Humas Setjen MPR Budi Muliawan, SH, MH sebagai narasumber diskusi dan Dosen FISHUM UIN Suka Dr. Bono Setyo, M.Si juga sebagai narasumber.

Lebih jauh, Ibu Titi menyampaikan bahwa ada yang harus mendapat perhatian lebih mahasiswa sebagai generasi Z terkait penggunaan medsos, yakni kecanggihan teknologi itu memiliki dua sisi yang saling berseberangan.

Pertama, medsos memiliki sisi manfaat. Contohnya, dengan teknologi tersebut memudahkan mahasiswa mencari materi tambahan ketika sedang melakukan riset atau memperlancar akses komunikasi mahasiswa yang sedang terkendala mengikuti kegiatan belajar tatap muka.

Kedua, medsos memiliki sisi negatif. Yakni, bisa menjadi salah satu sarana untuk penyebaran berita bohong atau hoaks.

“Kita masih melihat maraknya penyebaran berita hoaks di medsos. Untuk itu, saya tekankan, manfaatkan medsos dengan baik dan bijak. Jadikan medsos sarana berbuat kebajikan, warnailah medsos dengan nilai-nilai luhur bangsa seperti gotong royong, persatuan, kebhinnekaan serta toleransi dan hal baik lainnya,” jelas Ibu Titi.


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.