Calon Kampiun, Jor-Joran Dana, dan Ancaman Tim Promosi

Kami mewawancarai direktur teknik PSSI, mantan asisten pelatih tim nasional, dan mantan penyerang tim nasional yang sekarang berada di jajaran kepelatihan klub Serie B Italia tentang Liga 1 musim ini yang mulai hari ini bergulir. Tim mana yang paling berpeluang juara, kiprah tim-tim promosi yang sangat serius mempersiapkan diri, juga efek kompetisi ke timnas.

FARID S.M.-BAGUS P., Surabaya

Indra Sjafri (Guslan Gumilang/Jawa Pos)

Kuncinya di Periodisasi dan Perencanaan Program

SETELAH berhasil melewati cobaan pandemi Covid-19, saya bersyukur sepak bola Indonesia masih terus bertahan. Masih terus berjalan. Menggelar turnamen dan kompetisi.

Dan yang paling saya syukuri, sepak bola Indonesia makin naik levelnya saat ini. Tim-tim mulai berlomba memperbaiki kualitasnya. Dengan menghadirkan pelatih-pelatih berkualitas.

Persija Jakarta, misalnya. Kehadiran Thomas Doll di kursi pelatih bisa membuat sepak bola Indonesia makin bagus. Khususnya di Persija sendiri. Saya yakin ke depannya, hadirnya pelatih berkualitas bisa memproses dan melahirkan pemain yang berkualitas juga.

Saya juga melihat saat ini tim-tim sudah berani memainkan pemain muda. Tentu ini bakal bagus karena timnas Indonesia tidak akan kesulitan mencari pemain.

Soal siapa yang berpeluang juara, tentu sulit untuk memprediksinya saat ini. Klub-klub di Liga 1 hampir punya kualitas merata. Tapi, saya katakan tim yang mampu menyusun periodisasi dan perencanaan program yang baik dalam 34 pertandingan, itu yang bakal jadi juara.

Nanti, jika sudah setengah musim, tanya lagi ke saya siapa yang akan jadi juara.

Saya pasti bisa menebaknya. Sebab, setengah musim nanti akan terlihat siapa saja klub yang berhasil menjalankan program dengan baik. Jangankan juara, saya juga bisa menebak klub yang masuk lima besar dan tiga besar.

Wolfgang Pikal. (Angger Bondan/Jawa Pos)

Tiga Tim Promosi Tidak Akan Degradasi

Musim ini saya lebih tertarik dengan tim-tim promosi. Mari kita bahas satu-satu. Dimulai dari RANS Nusantara FC. Secara komposisi sudah bagus. Finansialnya juga benar-benar kuat.

Tapi, satu yang bikin saya bingung. Apa? Konten, konten, dan konten. Ini Liga 1 lho… Ayolah fokus ke sepak bola. Jangan sampai konsentrasi pemain hilang gara-gara konten. Entah itu YouTube, Facebook, sampai Instagram. Kompetisi ini panjang. Butuh tenaga dan pikiran yang benar-benar fokus.

Sekarang Dewa United. Tim ini cukup bagus. Sponsor yang masuk luar biasa. Kalau biasanya klub lain membeli bus untuk pemain, Dewa United tidak. Mereka membeli pesawat!

Saya harap fasilitas itu membuat teman saya, coach Nil Maizar, bisa bekerja dengan maksimal. Dia harus bisa merancang sisi taktikal yang hebat. Pemain asing juga harus berkontribusi maksimal. Saya rasa Dewa United bisa bersaing untuk musim ini. Sama seperti tim promosi terakhir: Persis Solo.

Musim lalu mereka juara Liga 2 dengan 40 pemain. Musim ini komposisi mereka lebih baik. Kini tugas terakhir ada di coach Jacksen F. Tiago. Kawan saya ini harus bisa mencari harmoni dalam tim. Menggabungkan pemain senior dan junior dengan baik.

Kesimpulannya: manajemen, sponsor, dan kualitas tim promosi cukup bagus. Kalau boleh saya bilang, tiga tim promosi akan aman musim ini. Tidak akan ada yang balik ke Liga 2.

Bagaimana dengan calon juara? Saya rasa ada empat tim yang paling berpeluang: Persija Jakarta, Arema FC, Persib Bandung, dan Bali United. Tapi, saya lihat peluang paling besar ada di Persija. Kenapa? Lihat saja bujet besar yang mereka gelontorkan musim ini. Jor-joran. Empat pemain asing yang didatangkan supermahal.

Mereka akan dikombinasikan dengan 10 pemain senior. Ada juga 13 pemain muda di skuad Macan Kemayoran. Plus, ada mantan pelatih Borussia Dortmund di bench. Itu saja sudah cukup menjadi modal untuk menjadi juara. Apalagi, Persija juga punya fasilitas bagus. Gaji lancar, suasana tim baik, itu yang jadi nilai tambah.

Bali United? Saya kok ragu. Karena sudah banyak pemain yang berumur di sana. Malah saya rasa Arema FC bisa jadi ancaman. Mereka baru saja menjadi juara Piala Presiden 2022. Itu sudah menjadi bukti bahwa mereka solid bisa bersaing untuk gelar juara Liga 1. Sponsor mereka juga bagus, pemain asing berkualitas, dan Singo Edan juga begitu kuat saat main di kandang.

Kurniawan Dwi Yulianto. (Angger Bondan/Jawa Pos.

Musim Sulit bagi sang Juara Bertahan

Dua musim terakhir Bali United perkasa sekali. Kampiun beruntun, Stefano Cugurra, pelatihnya, malah hat-trick juara.

Apakah Serdadu Tridatu bisa juara lagi musim ini? Mereka memang masuk tim unggulan. Tapi, untuk juara tiga kali beruntun, rasanya kok berat. Kenapa? Ada beberapa faktor.

Pertama, setiap klub punya motivasi berlipat. Siapa sih yang nggak mau mempermalukan juara dua musim beruntun?

Mempertahankan komposisi musim lalu ada plus minusnya. Plusnya, chemistry sudah terbentuk. Tinggal disempurnakan. Minusnya, game plan mereka sudah terbaca. Kini tinggal bagaimana tim pelatih mulai menyusupkan game plan baru yang tidak terprediksi.

Kalau Bali United sulit juara, lantas siapa? Ada yang bilang Arema FC. Singo Edan baru saja menjadi kampiun Piala Presiden 2022. Gelar ketiga di turnamen pramusim itu. Tapi, hasil itu tidak bisa jadi patokan. Apalagi, tidak semua tim menurunkan skuad terbaiknya. Ada tim yang masih coba-coba pemain.

Persija Jakarta, misalnya. Mereka malah membawa skuad muda. Meraih hasil kurang maksimal di Piala Presiden 2022. Tapi, lihat saat mereka bermain dengan kekuatan penuh. RANS Nusantara FC dihajar dengan skor mencolok 4-1. Tentu saja, Persija yang asli itu akan terlihat di Liga 1.

Lalu, apa Persija bisa juara? Saya tidak bisa bilang ya. Malah saya rasa sulit diprediksi siapa yang bakal juara musim ini. Oh iya, masih ada tim promosi. Jangan lupa, mereka bisa jadi ancaman juga.


Artikel ini bersumber dari www.jawapos.com.