Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Badan Koordinasi (Badko) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jawa Barat Firman Nasution meminta partai politik tidak mengabaikan suara rakyat dalam memilih pemimpin Indonesia di Pemilu 2024.
Menurutnya, kekuatan rakyat menjadi kunci utama membawa Indonesia menjadi negara super power dunia.
Hal tersebut diungkapkan Firman dalam forum Latihan Kader 3 (Advanced Training) yang diselenggarakan BADKO HMI Jawa Barat di Cipanas, Jawa Barat, Jumat (22/7/2024).
“Pemimpin masa depan Indonesia mesti kuat bersama suara rakyat daripada suara partai. Karena pemimpin Indonesia akan bicara kepentingan rakyat di kancah internasional. Pengaruh eksternal atau oligarki bukan menjadi kunci kemenangan di Pilpres, tetapi rakyat dan tokoh yang dekat dengan rakyatlah yang menang,” ujar Firman dalam keterangan yang diterima.
Menurut Firman, selain karena efek Covid-19, situasi domestik dan internasional kontemporer menjebak beberapa negara berada dalam inflasi dan krisis ekonomi dan yang korban adalah rakyat.
Baca juga: Ridwan Kamil ke SCBD Jadi Sinyal Duet dengan Anies Baswedan di Pilpres 2024, NasDem: Bagus Saja
Dalam situasi ke depan dia menyebut dibutuhkan sosok yang merakyat dan cerdas dalam menyelesaikan masalah.
“Rakyat membutuhkan pemimpin yang dekat dengan rakyat dan memahami people needs and interests sehingga suara rakyat lebih diutamakan ketimbang suara partai, apalagi jagoan negara lain. Suara rakyat suara tuhan, Vox Vovuli Vox Dei,” ujar dia.
Sementara itu, Ketua Umum HMI Cabang Ciamis Dede Aorangi Firdaus, menganalisis bahwa terdapat tarikan kuat dari pihak luar di Pilpres 2024.
Baca juga: Pengamat Sebut Habib Rizieq Bisa Jadi Komoditas Politik untuk Menangkan Pertarungan di Pilpres 2024
Sebab, Indonesia memiliki posisi strategis di kawasan Asia Pasifik. Tanda-tanda itu terlihat ketika Rakernas NasDem yang mengeluarkan rekomendasi 3 nama bakal Capres dari NasDem.
“Di Rakernas NasDem, Ex Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad yang notabenenya dekat Amerika Serikat hadir dan menjadi narasumber,” kata dia.
“Menariknya dari 3 nama yang keluar yakni (Ganjar, Andika dan Anies). Ada yang sangat rendah secara elektabilitas. Jangan-jangan partai hari ini lebih mengedepankan suara legitimasi elit partai daripada suara rakyat. Pertarungan elitabilitas vs elektabilitas,” kata peserta LK 3 tersebut.
Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.