Salah satu keistimewaan tinggal di pusat ibu kota Jakarta adalah dapat melihat pemandangan gedung-gedung “pencakar langit”. City view tersebut coba dimaksimalkan arsitek Fandy Gunawan dalam proyek residensial AH House di kawasan Senopati, Jakarta Selatan.

PEMANDANGAN gedung pencakar langit bisa dinikmati dengan lebih optimal dari sudut pandang yang agak jauh dan tinggi. Oleh karena itu, Fandy mendesain rumah tersebut dengan banyak level. Bangunan rumah seluas 980 meter persegi itu terdiri atas empat lantai. Lantai paling dasar adalah lantai semi-basement yang merupakan area parkir. Untuk menuju area utama, pemilik rumah harus melalui tangga. Sebab, area utama terletak di lantai 2.

Di lantai 2 itu, terdapat beberapa area publik. Misalnya, dapur bersih, ruang keluarga, dan ruang makan. Area tersebut berbatasan dengan area outdoor di mana terdapat kolam renang. Menariknya, dari area itulah, pemilik dapat melihat dengan jelas gedung-gedung perkantoran di kawasan SCBD yang indah. Sinar matahari pun menerobos ruangan sehingga menciptakan lukisan bergerak yang membuat ruangan terasa hidup.

’’Setiap saat sinar matahari masuk dengan bayangan yang berbeda sesuai dengan jamnya. Matahari bergerak sehingga ruangan di dalamnya menjadi lebih dinamis,’’ kata Fandy kepada Jawa Pos pada Kamis (14/7). Kamar utama dan kamar anak pun mendapat keistimewaan view tersebut. Adanya kolam renang juga menambah kenyamanan mata.

Fandy memang sengaja menempatkan lebih banyak jendela besar di bagian belakang rumah. Dia tidak khawatir privasi terganggu. Sebab, tanah di belakang rumah itu lebih turun. Di bagian bawah terdapat perkampungan penduduk. Namun, orang lain tidak dapat melihat isi rumah tersebut dari belakang karena terhalang ketinggian. ’’Jadi, seperti apartemen, tapi di tengah kota dan besar,’’ tandasnya.

Sementara itu, pada tampak depan, rumah itu cenderung tertutup. Rumah tersebut memiliki fasad asimetris jika dilihat dari samping. Bagian depannya seolah-olah tertutup dengan atap di lantai 2 dan 3. Menurut Fandy, terdapat regulasi yang mengharuskan rumah di kawasan Senopati memiliki atap. Dengan demikian, bangunan rumah tidak bisa berbentuk boks seperti yang belakangan sedang populer. Oleh karena itu, rumah tersebut dibuat tetap beratap, tetapi didesain lebih variatif.

’’Makanya, memanfaatkan ruangan-ruangan di bawah atap. Ruangan yang di depan juga bukan area privat, melainkan kamar tamu dan playroom anak,’’ kata Fandy. Founder Fandy Gunawan Studio itu menyatakan, memang dirinya tidak mengejar view di depan rumah, tetapi di belakang. ’’Kontrasnya di situ. Dari depan seperti rumah dua lantai biasa dengan atap yang cukup besar, tapi masuk ke dalam ada experience plong ke belakang,’’ tandasnya. (dan/c12/nor)

HIGHLIGHTS

(Fandy Gunawan Studio)

Pemilik rumah memang senang mengoleksi lukisan dan sculpture bernuansa etnik. Misalnya, lukisan besar di samping tangga melayang di lantai 2. Agar lukisan dan sculpture itu tetap outstanding, ruangan pun didominasi warna putih, abu-abu, dan kayu saja.

DINAMIS: Sinar matahari yang menerobos ruangan menciptakan lukisan bergerak yang membuat ruang terasa hidup. (Fandy Gunawan Studio)

Terdapat void di tengah bangunan. Dengan demikian, lantai dasar pun masih tetap mendapat sinar matahari yang cukup. Kemudian, sebuah pohon ditempatkan di tengah void untuk menyegarkan suasana.

(Fandy Gunawan Studio)

Kamar mandi utama di lantai 3 pun mendapat keistimewaan view gedung perkantoran SCBD dari dua sisi. Kamar mandi yang dilengkapi bathtub itu didesain mewah dengan dominasi material marmer.

DINAMIS: Void di samping tangga melayang. (Fandy Gunawan Studio)

Fandy tidak ingin pemilik merasa bosan karena rumah tersebut terdapat banyak tangga. Karena itu, tangga yang menghubungkan lantai 1 dan 2 dibuat lebih menarik dengan model tangga melayang yang cantik.

(Fandy Gunawan Studio)

AH House

  • Arsitek: Fandy Gunawan (Fandy Gunawan Studio)
  • Luas tanah: 440 meter persegi
  • Luas bangunan: 980 meter persegi
  • Lama pengerjaan: 2 tahun
  • Lokasi: Jakarta Selatan


Artikel ini bersumber dari www.jawapos.com.