Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Saat ini beasiswa Erasmus Mundus Joint Master (EMJM) jadi buruan pemburu beasiswa bagi anak muda Indonesia.

Didanai oleh Uni Eropa, penerima beasiswa EMJM akan menempuh studi magister di beberapa negara Eropa.

Apalagi penerima beasiswa EMJM akan ditanggung biaya pendidikannya bahkan mahasiswa yang berhasil mengikuti EMJM juga mendapat uang bulanan sebesar 1400 EUR atau sekitar Rp 21 juta per bulan.

Baca juga: Konsisten Transformasi Kultural, Pegadaian Berikan Beasiswa ke Amerika dan Eropa

Nah, untuk membantu anak-anak muda Indonesia mendapat beasiswa Erasmus+ maupun Erasmus Mundus Joint Master kini telah hadir Eudemy.id, platform digital untuk mengenal lebih jauh program-program Erasmus+ terutama Erasmus Mundus Joint.

Athifah Utami, pendiri Eudemy mengatakan, platform yang dibikin bersama Yochi Okta Andrawina, Alumni Marine Environment and Resources Program memberikan mentorship untuk menuntun dan menyiapkan diri untuk melewati berbagai tahapan.

“Mentorship EMJM adalah salah satu program utama Eudemy dan progam ini mencakup tips memilih program EMJM di katalog, menulis motivation letter, mempersiapan Europass Curriculum Vitae, interview dan proposal riset dan semua program mentorship tidak dikenakan biaya dan diadakan dua sesi setiap bulannya,” tutur Koordinator Program untuk pendanaan Erasmus Students and Alumni Alliance (ESAA) dan Uni Eropa (UE) ini.

Eudemy yang memiliki akun Instagram @eudemy.id ini juga memberikan ruang bagi anak muda yang ingin meningkatkan kemampuan akademik, karier, personal, sosial, serta organisasi melalui program Eudemy Community dan Eudemy Scholar.

“Melalui program-program Eudemy, kami berharap dapat membantu pemuda melengkapi keterampilan yang diperlukan dalam keterampilan personal, profesional dan akademik, serta memiliki keberanian untuk terus belajar atau memutuskan untuk melanjutkan studi mereka di tingkat pendidikan yang lebih tinggi,” ungkapnya.

Athifah menuturkan, platform yang dibuatnya jadi batu loncatan untuk membantu berkontribusi dalam memperkuat kualitas pendidikan tinggi, melalui bimbingan individu, meningkatkan keterampilan kaum muda melalui kegiatan peningkatan kapasitas dan memperkenalkan program Erasmus+ sebagai salah satu cara untuk memperluas partisipasi kaum muda terutama di Asia Tenggara.

“Rencana kami selanjutnya adalah memperluas kerja sama internasional kami dengan masyarakat dan LSM, serta secara aktif terlibat dalam pengembangan kapasitas pemuda di daerah tertinggal,” pungkasnya.

Athifah yang merupakan alumni program EMJM yang menyelesaikan studi di tiga universitas berbeda.

Ia mengikuti rumpun pendidikan untuk program Play, Education, Toys and Languages (PETaL) dalam tiga semester dia tiga kali berpindah kampus.

Semester 1 di Universidad de Córdoba, Spanyol, semester 2 di Escola Superior de Educação de Lisboa (ESELx) dan semester 3 di Marmara University, Turki dan praktik lapangan dan riset di Spanyol, Jerman, Brazil dan Kolombia.


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.