Sabtu, 16 Juli 2022 – 14:15 WIB

VIVA – Dukungan warga Nahdlatul Ulama (NU) terhadap Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk maju di Pemilihan Presiden 2024 semakin tinggi, setidaknya menurut hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) Gema Nusantara. Bukan tanpa alasan. Itu terjadi karena jejak hubungan Prabowo dengan kultur NU sebetulnya sudah terjalin sejak lama.

Ketua DPD Gerindra Jatim Anwar Sadad menjelaskan, jejak hubungan kultural Prabowo dengan NU bisa dilihat, misalnya, dari kedekatan keluarga Soemitro Djojohadikusumo (ayah Prabowo) dan mertuanya, Soeharto, dengan salah satu tokoh sentral NU, KH As’ad Syamsul Arifin dari Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo.

Jalinan itu tetap bertahan hingga sekarang, tergambar pada kedekatan Prabowo dengan KH Kholil As’ad, salah satu putra dari KH As’ad Syamsul Arifin. “Kedekatan Pak Prabowo dengan Kiai Kholil As’ad itu sudah diawali dengan kedekatan Kiai As’ad Syamsul Arifin dengan keluarga Pak Cum (Soemitro Djojohadikusumo, red) dan keluarga Pak Harto,” kata Sadad kepada VIVA, Sabtu, 16 Juli 2022.

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto

Begitu pula kedekatan keluarga Menteri Pertahanan RI itu dengan keluarga KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Presiden keempat RI yang juga cucu dari pendiri NU KH Hasyim Asy’ari. “Demikian pula kedekatan dengan keluarga Gus Dur di Tebuireng, Jombang, malah lebih lama, karena sudah ada persahabatan antara ibunda Gus Dur dengan eyang putri Pak Prabowo, yaitu Bu Margono,” ujar Sadad.

Politikus yang juga bagian dari keluarga besar Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, itu menambahkan, semasa muda saat masih aktif di militer, Prabowo juga kerap bersilaturrahim dengan para kiai, di antaranya dengan Mbah Jalil Mustaqim Tulungagung dan kiai-kiai di Ploso, Kediri. “Jadi, pada dasarnya sudah ada koneksi yang bersifat tradisional antara Pak Prabowo dengan Nahdliyin,” ujar Sadad.

Menurutnya, komunikasi yang dibangun Prabowo dengan warga NU selama ini bersifat alami, apa adanya, jauh dari kesan sebagai trik untuk menarik perhatian atau gimik. Hal itu Sadad rasakan dalam beberapa kali mendampingi Prabowo sowan ke kiai-kiai NU. “Dalam beberapa kali kesempatan mendampingi beliau dalam kunjungannya ke kiai-kiai NU di Jatim, saya menyaksikan bahwa sudah ada koneksi kultural yang terbangun sejak lama,” ucapnya.

Artikel ini bersumber dari www.viva.co.id.