Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menggelorakan kembali koperasi sebagai lembaga perekonomian yang dapat diandalkan dan mandiri, menjadi semangat yang diusung dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) yang digelar di Kantor Gubernur Provinsi Bali.
Ketua Umum Dekopin Sri Untari Bisowarno menegaskan, pada semangat berdirinya di Tahun 1947, koperasi dideklarasikan sebagai wadah perekonomian yang diharapkan mampu mengangkat derajat ekonomi rakyat Indonesia ditengah keterpurukan akibat kolonialisme.
“Kita ingin membangkitkan kembali spirit gerakan koperasi. Memiliki fighting spirit ekonomi kerakyatan, untuk kembali pada jati dirinya bahwa koperasi adalah soko guru ekonomi nasional,” kata Untari, Jumat (15/7/2022).
Baca juga: Dekopin Dorong Koperasi Berkontribusi 20 Persen Terhadap Ekonomi Nasional
Menurutnya, digitalisasi, akuntabilitas, peningkatan SDM, dan jejaring, menjadi tantangan yang harus bisa dijawab oleh gerakan koperasi Indonesia dewasa ini.
Oleh karenanya, koperasi harus bertranformasi menjawab tantangan zaman dan persaingan bisnis yang terus berkembang semakin kompleks dari hari ke hari.
“Bagaimana semua gerakan koperasi telah bertekad dan berniat untuk melakukan kemandirian pada dirinya sendiri. Untuk selanjutnya saling membantu untuk kemudian bersinergi bersama-sama mengangkat perekonomian rakyat,” terangnya.
“Semuanya pasti perlu pembenahan-pembenahan dari sisi SDM, kelembagaan strukturnya, kemudian jaringannya, dan juga teknologinya,” sambung Untari.
Untari menyebutkan, tidak sedikit koperasi yang berhasil meraih omzet dan aset hingga mencapai triliunan rupiah per tahunnya.
Harapannya langkah dan keberhasilan koperasi-koperasi besar seperti Koperasi Astra, KSP Kopdit Pintu Air Maumere, KSPPS BMT BUS dapat menginspirasi gerakan-gerakan koperasi lainnya.
Baca juga: AMKI: di Tempat Asalnya, Pengawasan dan Penjaminan Simpanan Koperasi Dibedakan dari Perbankan
“Maka kita perlu untuk mengangkat yang koperasi yang masih merintis ini supaya kemudian menjadi lebih baik. Kemudian sudah baik juga mencoba untuk membantu, sehingga terjadi sinergitas yang baik. Sehingga koperasi betul-betul bisa menjadi pilihan alternatif lembaga yang visible dan merakyat,” paparnya.
Kedepannya, Ketua Umum Koperasi Setia Budi Wanita (SBW) Malang-Jawa Timur tersebut menyatakan, gerakan koperasi tidak menutup diri untuk melakukan kerjasama dengan berbagai elemen lainnya, baik itu UKM, pemerintah, BUMN, perbankan, dan swasta.
“Kalau presiden mengatakan, 50 persen harus belanja di ekonomi nasional, belanjanya di koperasi. Sehingga kita bisa menemukan ekonomi kerakyatan itu dari situ, kalau kemudian betul-betul pemerintah mendorong untuk belanja melalui koperasi,” tuturnya.
Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.