Sabtu, 9 Juli 2022 – 09:26 WIB

VIVA Lifestyle – Pernikahan atau pertunangan merupakan momen yang penting bagi setiap pasangan. Mereka selalu ingin mempersiapkan hal tersebut sesuai dengan impiannya selama ini. Hal ini termasuk dengan cincin yang akan melingkar di jari manis mereka.

Biasanya, calon mempelai akan berkunjung ke toko perhiasan setidaknya dua kali. Biawsanya masalah muncul karena ketidaks esuaian ukuran jari, sehingga pihak toko memerlukan beberapa waktu untuk melakukan penyesuaian ukuran atau model yang tidak sesuai dengan keinginan. Hal ini dinilai tidak lagi selaras dengan perilaku konsumen pada masa kini, terutama bagi generasi milenial.

Kendala seperti demikian yang ingin Fourher selesaikan. Mereka merupakan paltform digital yang hadir pada April 2022. Semua produk, termasuk cincin nikah atau pertunangan dibuat berdasarkan pesanan dengan waktu proses barang sekitar 7-14 hari.

Cincin Berlian

Setiap tahap yang dilalui pesanan diinformasikan kepada konsumen, dari pesanan dibuat hingga produk selesai dan siap dikirim atau dijemput langsung di showroom Fourher yang berlokasi di Graha AUG, Tebet, Jakarta Selatan.

“Apabila konsumen memilih opsi pengiriman, Fouher menjamin keamanan dan kenyamanan konsumen dengan pengiriman bebas biaya beserta asuransi pengiriman sampai dengan Rp50 juta oleh perusahaan pengiriman pihak eksternal yang telah terintegrasi ke dalam platform Fourher,” kata Ahmad
Idham selaku salah satu co-founder sekaligus CEO dari Fourher.

Mereka juga menyediakan desainer khusus yang akan mewujudkan cincin impian dan sesuai keinginan bagi setiap pasangan. Selain itu, kehadiran mereka karena melihat besarnya peluang dalam bisnis tersebut.

Cincin Berlian

“Peluang yang ada pada cincin pertunangan dan pernikahan terbilang cukup fantastis. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, tercatat rata-rata 1.9 juta, atau setara 950 ribu pasangan, menikah setiap tahunnya, mengutip laman situs BPS (Badan Pusat Statistik). Ini setara dengan 4.75 triliun rupiah per tahun dengan asumsi rata-rata harga jual di lima juta rupiah,” katanya.

Ke depannya, mereka berharap bisa membangun digital bagi industri perhiasan di Indonesia.

“Kami akan merangkul seluruh pelaku industri melalui berbagai skenario model bisnis yang akan kami tawarkan sebagai solusi menuju industri 5.0, yaitu mass personalization and customization yang dimungkinkan oleh kerja sama harmonis antara manusia dengan mesin (artificial intelligence),” katanya.

Artikel ini bersumber dari www.viva.co.id.