Sabtu, 9 Juli 2022 – 06:06 WIB

VIVA Lifestyle – Operasi Bedah Pintas Jantung (Coronary Artery Bypass Graft / CABG) atau yang sering disebut oleh awam dengan istilan Operasi Bypass Jantung. CABG adalah tindakan operasi yang dilakukan pada penderita Penyakit Jantung Koroner (PJK). Kendati begitu, menjalani tindakan tersebut perlu syarat yang patut diobservasi pihak medis.

“Sampai saat ini penatalaksanaan jantung itu sendiri ada tiga. Obat-obatan pertama, paling ringan sekaligus paling berat. Kedua, pasang stent. Ketiga, operasi. Bila tidak bisa operasi maka kembali ke obat-obatan atau negara lain ada transplantasi jantung,” ujar Multidisciplinary Team tersebut terdiri dari Dokter Spesialis Jantung & Pembuluh Darah, dr. Heston G.B. Napitupulu, SpBTKV (kK) — D., dalam acara media gathering Siloam Hospital, di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat 8 Juli 2022.

Tujuan dilakukannya tindakan Operasi Bypass Jantung / CABG yaitu untuk membuat revaskularisasi atau untuk memperbaiki sirkulasi darah pada otot jantung dengan membuat saluran pintas pada pembuluh darah yang tersumbat atau menyempit. Saluran pintas yang dipasang atau dicangkokkan pada pembuluh darah jantung tersebut, diambil dari pembuluh darah vena dari kaki atau lengan atau dinding dada. 

Ada pun penyakit jantung koroner yaitu suatu kondisi pada jantung di mana terjadi sumbatan atau penyempitan pada pembuluh darah arteri koroner, baik dengan atau tanpa riwayat serangan jantung sebelumnya. Pasien yang perlu dilakukan Operasi Bypass Jantung adalah pasien yang sudah tidak bisa ditangani dengan metode penanganan dengan obat-obatan maupun dengan pemasangan stent jantung.

“Jika punya sumbatan lebih dari dua. Kemudian, pasien memiliki sumbatan di pembuluh darah utamanya. Karena kalau kita lakukan dengan stent, dan ada sumbatan, akibatnya bisa langsung fatal,” bebernya.

Kondisi fatal yang dimaksud dokter Heston, di mana plak penyebab sumbatan bisa terdiri lebih dari satu serta ada penyakit lain seperti diabetes. Penyakit penyerta pada pasien bisa memicu plak timbul lebih banyak. Selain itu, usia pasien yang cenderung lanjut usia (lansia) bisa berisiko tinggi.

Ilustrasi penyakit jantung.

Ilustrasi penyakit jantung.

“Kadang pasien udah tua berisiko diberi obat antikoagulan yang lama. Setelah pemasangan stent, pasien harus diberi antiokoagulan. Dikhawatirkan pecah pembuluh darah di otak atau lambung,” jelasnya.

Selain itu, pasien yang tak dianjurkan memasang stent dan segera operasi bypass adalah dengan penyakit jantung lain. Misal, kelainan pada katup dan harus segera mengganti bagian katup tersebut disertai penyumbatan pembuluh darah.

“Daripada pasang stent lalu dioperasi katup, sekalian satu tindakan saja. Lebih efektif untuk pasien dan biaya juga,” imbuhnya.

Operasi Bedah Bypass Jantung / CABG yang dikerjakan di RS Jantung Diagram bisa dilakukan secara on pump (dengan alat Mesin Jantung Paru/Heart Lung Machine) maupun off pump (tanpa alat Mesin Jantung Paru/Heart Lung Machine). Keuntungan operasi bedah bypass jantung secara off pump adalah, pemulihannya lebih cepat dan efek samping pada otak yang minimal. 

RS Jantung Diagram menyediakan layanan operasi bedah bypass jantung sejak tahun 2006. Dan terhitung dari tahun 2021 sampai dengan bulan Juli 2022, jumlah operasi bedah bypass jantung di RS Jantung Diagram mencapai lebih dari 100 tindakan, dengan tingkat keberhasilan 98,5 persen. Lama rawat inap pasien pasca operasi bedah bypass jantung di RS Jantung Diagram, rata-rata selama 5 sampai 7 hari. 

Artikel ini bersumber dari www.viva.co.id.