DPW LDII Jawa Tengah kembali menggelar Silaturahim Kebangsaan LDII Jilid II di Hotel Grasia Semarang Jawa Tengah, Sabtu (20/9/2022). Foto: LDII Jateng

jpnn.com, SEMARANG – Ketua DPW LDII Jawa Tengah (Jateng) Singgih Tri Sulistiyono mengatakan perkembangan teknologi informasi tidak selalu membawa hasil positif.

Namun, juga menciptakan gesekan-gesekan yang merusak tatanan tradisional yang penting bagi nilai-nilai kemanusiaan.

“Bila toleransi tidak dibangun, suatu saat bila timbul gesekan bisa mengakibatkan kehancuran peradaban. Efeknya jauh lebih besar ketimbang perang,” ungkap Singgih Tri Sulistiyono, yang juga Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro.

Singgih mengatakan hal tersebut dalam “Silaturrahim Kebangsaan 2” disaksikan oleh 1.800-an peserta secara daring, pagi ini. Dalam dialog interaktif tersebut, Singgih mengatakan peradaban dunia dalam kondisi ringkih, akibat Revolusi Industri 4.0 menciptakan disrupsi.

“Disrupsi menciptakan shock culture, goncangan budaya. Mengubah bagaimana manusia berbudaya dan berekonomi. Pola komunikasi yang banyak beredar melalui media sosial, menjadikan media sosial ruang publik yang riuh tapi hampa. Diskusi berubah menjadi hoaks dan ujaran kebencian dengan dalih kebebasan berekspresi,” ujarnya.

Singgih yang juga Ketua DPP LDII itu mengatakan, disrupsi yang negatif dari Revolusi Industri 4.0, bisa ditangani dengan prinsip-prinsip masyarakat 5.0 (Society 5.0), “Society 5.0 adalah masyarakat supermaju yang menyeimbangkan teknologi tinggi, namun tidak merusak kemanusiaan. Justru dimanfaatkan manusia untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran. Termasuk tatanan kemasyarakatan,” tuturnya.

Dalam hal ini, Society 5.0 mensyaratkan toleransi, saling menghargai, menghormati dan hidup berdampingan ecara damai, “Masyarakat 5.0 ditandai dengan koeksistensi damai, hidup berdampingan dengan damai,” imbuhnya.

Singgih menambahkan bahwa, toleransi menjadi sangat penting dalam Society 5.0, “Manisfestasinya adalah silaturrahim, menyambung tali kekeluargaan dan kasih sayang,” ujarnya. Menurut Singgih, saat ini bangsa Indonesia menghadapi cobaan, dengan adanya fenomena keterbelahan sosial atau keterbelahan bangsa akibat komunikasi politik populis, “Dengan menggiatkan silaturrahim berbagai konflik bisa diselesaikan dengan baik,” pungkasnya.

Ketua DPW LDII Jawa Tengah (Jateng) Singgih Tri Sulistiyono mengatakan perkembangan teknologi informasi tidak selalu membawa hasil positif.


Artikel ini bersumber dari www.jpnn.com.