Anggota Komisi VIII DPR RI, KH Maman Imanulhaq mengatakan bahwa masa depan bangsa bergantung pada kualitas pendidikannya

MAJALENGKA, JITUNEWS.COM – Pendidikan Islam punya porsi besar dalam kontribusinya terhadap pembangunan Nusantara. Apalagi, pondok pesantren, sebagai salah satu entitas pendidikan Islam, telah eksis sebelum masa kemerdekaan Indonesia. Bahkan komunitas pesantren pun turut ikut serta angkat senjata, berkorban nyawa dalam perjuangan melawan penjajahan.

Hal tersebut dikatakan oleh Anggota Komisi VIII DPR RI, KH Maman Imanulhaq dalam acara NGOPI (Ngobrol Pendidikan Islam) yang diadakan oleh Kementerian Agama di Hotel Horison Ultima Kertajati, Jl. Kertajati – Kadipaten, Majalengka, Jawa Barat, Senin (22/8).

Politisi PKB ini pun berharap, sektor pendidikan Islam dapat terus berbenah serta pula mendapat dukungan yang besar dari pemerintah maupun stakeholder lainnya. Apalagi, sektor ini juga paling relevan terhadap proses pembangunan generasi yang ahli dalam bidang agama, ilmu pengetahuan, dan pembangunan manusia yang memiliki akhlak mulia.

Kenang Buya Syafii, Kiai Maman Imanulhaq Ungkap Momen Kebersamaannya

“Masa depan bangsa bergantung pada kualitas pendidikannya. Tentu tiap kompartemen pendidikan punya perannya masing-masing pada upaya pembangunan sumber daya manusia yang unggul. Bila semua bersinergi tentu Indonesia yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur bukan hanya sekedar mimpi,” kata Kiai Maman dalam siaran pers yang diterima oleh redaksi pada Senin (22/8).

Kini, imbuh Pengasuh Ponpes Al Mizan Jatiwangi ini, pendidikan Islam bukan hanya milik pesantren saja, pendidikan Islam sukses mengeskalasi diri menjadi pendidikan formal yang levelnya setara dengan sekolah konvensional lainnya. Bahkan anak didiknya diberikan pembekalan lainnya seperti keahlian teknologi informasi, manajemen, maupun kemampuan berorganisasi.

Yang paling perlu diperhatikan, kata Kiai Maman, pendidikan Islam harus mau terbuka dan mampu beradaptasi terhadap perkembangan zaman. Pesantren jangan sampai kian tertinggal oleh sekolah-sekolah swasta yang bermunculan dengan menawarkan program serta kurikulum yang semakin canggih.

“Adaptasi menjadi kata kunci untuk menjaga eksistensi di era modern ini. Namun pula juga jangan sampai mengabaikan karakter pendidikan dan tetap berpegang pada pelestarian nilai-nilai luhur dan budaya bangsa,” imbuh Kiai Maman.

Usai acara NGOPI di Majalengka, Kiai Maman pun melanjutkan kegiatannya di Fave Hotel Subang, Jawa Barat. Di Subang, Wakil Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB ini menegaskan dukungannya terhadap upaya percepatan peningkatan layanan yang tengah digalakkan oleh Kemenag.

Apalagi, 7 program yang dicanangkan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas itu telah menyentuh segala permasalahan layanan di Kemenag seperti penguatan moderasi beragama, transformasi digital, toleransi beragama, revitalisasi KUA, religiosity index, kemandirian pesantren, serta Cyber Islamic University.

“Kita harapkan jajaran Kemenag mampu mengejawantahkan 7 program priorotas ini dalam kerja-kerja nyata sehingga keinginan Menteri Agama ini dapat terwujudkan. Ini tentunya juga menjadi harapan kita bersama bahwa moderasi beragama, toleransi beragama, maupun layanan pendidikan keagamaan dapat terus ditingkatkan,” kata Kiai Maman menutup.

Kasus Pencabulan Oknum di Jombang, Legislator PKB: Hormati Proses Hukum, Pesantren Tak Perlu Dicabut izinnya


Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.